REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Kelompok Koordinasi Respons Suriah mencatat, lebih dari 20 ribu warga sipil telah meninggalkan kota Idlib, Suriah barat laut. Mereka berlindung di dekat perbatasan Turki dalam beberapa hari terakhir.
Dilansir Anadolu Agency, Direktur Kelompok Koordinasi Respons Suriah Mohammad Hallaj mengatakan, gelombang baru pengungsi telah datang selama dua hari terakhir ini, Kamis (9/1). Hal itu terjadi di tengah pengeboman oleh pasukan yang bersekutu dengan rezim Bashar Assad meskipun daerah itu merupakan zona de-eskalasi.
Pengeboman oleh pasukan yang didukung Rusia dari rezim Bashar Assad di Suriah telah menggusur lebih dari 379 ribu warga Suriah sejak November lalu. Oleh sebab meningkatnya populasi pengungsi, tenda-tenda di Idlib gagal memenuhi kebutuhan warga Suriah yang kelelahan karena tidak ada cukup ruang untuk mendirikan lebih banyak tenda. Ribuan keluarga saat ini sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi. Artinya, tindakan agresi secara tegas dilarang. Sejak itu, lebih dari 1.300 warga sipil telah tewas dalam serangan oleh rezim dan pasukan Rusia di zona de-eskalasi ketika gencatan senjata terus dilanggar.
Lebih dari satu juta warga Suriah telah bergerak di dekat perbatasan Turki karena serangan hebat selama setahun terakhir. Setelah pertemuan kabinet Turki pada Desember tahun lalu, juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan, Turki mengharapkan penghentian serangan-serangan ini sesegera mungkin melalui gencatan senjata baru.
Menurut Koalisi Nasional untuk Pasukan Revolusioner dan Oposisi Suriah, provinsi Idlib adalah rumah bagi sekitar 3 juta warga sipil, 75 persen di antaranya perempuan dan anak-anak. Sejak berkobarnya perang saudara berdarah di Suriah pada 2011, Turki telah menampung sekitar 3,7 juta warga Suriah yang melarikan diri dari negara mereka.
Hal itupun menjadikan Turki sebagai negara tuan rumah pengungsi terbaik di dunia. Ankara sejauh ini menghabiskan 40 miliar dolar AS yang didistibusikan untuk para pengungsi, menurut angka resmi.