REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, pemerintah sedang mempertimbangkan beberapa kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat di Iran. Peristiwa itu menewaskan 176 penumpang dan awak dari 7 negara, termasuk Ukraina.
"Tidak diragukan lagi, prioritas bagi Ukraina adalah mengidentifikasi penyebab kecelakaan pesawat. Kami pasti akan menemukan kebenaran. Untuk tujuan ini, penyelidikan menyeluruh dan independen akan dilakukan sesuai dengan hukum internasional," kata Zelenskiy.
Dalam sebuah pernyataan televisi, Zelenskiy meminta orang untuk menahan diri dari manipulasi, spekulasi, teori konspirasi, dan evaluasi tergesa-gesa mengenai kecelakaan pesawat di Iran. Dia juga menyatakan 9 Januari sebagai hari berkabung nasional.
Berbicara melalui telepon dengan presiden Iran langkah selanjutnya yang akan dilakukan Zelenskiy. Komunikasi dengan Iran dilakukan untuk meningkatkan kerja sama dalam menyelidiki kecelakaan itu.
Zelenskiy mengakhiri kunjungan ke Oman saat pesawat itu jatuh. Dia meletakkan bunga di bandara Boryspil, tempat pesawat yang jatuh itu berbasis.
Penyebab bencana masih belum diketahui. Kedutaan Ukraina di Iran menjatuhkan referensi awal untuk kerusakan mesin sebagai penyebab kecelakaan itu pada Rabu. Dia mengatakan dalam pernyataan kedua bahwa penyebabnya belum diungkapkan dan komentar sebelumnya tidak resmi.
Penyelidik Iran mengatakan pesawat itu terbakar segera sebelum jatuh pada Kamis. Laporan itu oleh organisasi penerbangan sipil Iran diambil dari saksi di darat dan di pesawat terbang yang melintas di ketinggian yang mengatakan jet itu terbakar saat masih di udara.
Jet Ukraina International Airline jatuh tidak lama setelah lepas landas dari Teheran. Di antara para korban adalah 82 orang Iran, 63 orang Kanada, 11 orang Ukraina, 10 orang Swedia, tiga orang Jerman, dan tiga orang Inggris.