Sabtu 11 Jan 2020 09:25 WIB

Otoritas Iran: Pesawat Ukraina Mencoba Berbalik Sebelum Jatuh

Awak pesawat jet Ukraina yang jatuh dekat Teheran tidak mengirim pesan minta bantuan, tetapi berusaha untuk kembali ke bandara, kata peneliti Iran hari Kamis (9/1).

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/AP Photo/E. Noroozi
picture-alliance/AP Photo/E. Noroozi

Awak pesawat jet Ukraina yang jatuh dekat Teheran tidak mengirim pesan minta bantuan, tetapi berusaha untuk kembali ke bandara, kata peneliti Iran hari Kamis (9/1).

Hal itu dimuat laporan awal yang dikeluarkan Otoritas Penerbangan Sipil Iran tentang jatuhnya pesawat jenis Boeing 737-800 Ukraina International Airlines. Pesawat yang berada dalam perjalanan menuju ibukota Ukraina, Kiev, jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran Rabu pagi (8/1). Seluruh 176 orang yang berada dalam pesawat tewas.

Pesawat itu mengalami keadaan darurat mendadak setelah lepas landas, kata penyelidik Iran.

"Pesawat itu, yang pada awalnya menuju ke barat untuk meninggalkan zona bandara, berbelok ke kanan setelah terjadi masalah dan kembali ke bandara pada saat kecelakaan," bunyi pernyataan itu.

Kepala penerbangan sipil, Ali Abedzadeh, mengatakan Iran akan bekerja sama dengan Ukraina, tetapi tidak akan mengirim kotak hitam ke Amerika Serikat, yang tidak memiliki hubungan diplomatik selama empat dekade.

Menurut para pakar penerbangan, hanya beberapa negara yang mampu menganalisis kotak hitam, terutama Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.

Terbakar sebelum jatuh?

Para saksi di darat dan di dalam pesawat yang lewat melaporkan, mereka melihat pesawat itu terbakar tepat sebelum jatuh. Di situs webnya, otoritas penerbangan Iran mengatakan pesawat mengalami masalah teknis dan mencoba untuk kembali.

Iran menyatakan telah menemukan dan mengevakuasi kedua "kotak hitam" pesawat itu, yang berisi data dan catatan komunikasi pesawat. Tetapi sebagian rekaman telah hilang karena kerusakan, kata pihak berwenang Iran.

Menteri Transportasi Mohammed Eslami mengatakan, Iran sedang menyelidiki data-data yang masih ada dan kemudian akan menyerahkan kotak hitam kepada Ukraina, lapor kantor berita Iran, Isna.

Karena waktu kecelakaan hanya terpisah beberapa jam setelah Iran menembakkan rudal ke pangkalan udara AS di Irak, beberapa pihak berspekulasi bahwa ada yang ditutup-tutupi.

Mohammed Eslami menolak segala bentuk "kecurigaan" dan menegaskan, penyebab jatuhnya pesawat adalah "cacat teknis".

Ukraina: "Kami pasti akan menemukan kebenaran"

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak masyarakat agar menahan diri dari berbagai spekulasi dan teori konspirasi atas kecelakaan itu, dan berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh.

"Tidak diragukan lagi, prioritas bagi Ukraina adalah untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaan pesawat," kata Zelensky hari Kamis (9/1).

"Kami pasti akan menemukan kebenaran," katanya, seraya menambahkan bahwa penyelidik Ukraina telah tiba di Iran untuk membantu penyelidikan.

Presiden Zelensky menyatakan tanggal 9 Januari sebagai hari berkabung nasional di Ukraina. Warga dari tujuh negara berada di pesawat, termasuk 63 warga negara Kanada. (afp, rtr, ap)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement