REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan ada bukti pesawat Ukraine International Airline jatuh karena tertembak rudal milik Iran. Pernyataannya mendukung dugaan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
"Sekarang ada badan informasi bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara Iran," kata Johnson pada Kamis (9/1).
Menurutnya, tindakan tersebut mungkin tak disengaja. "Kami bekerja sama dengan Kanadan dan mitra internasional kami, dan sekarang perlu ada investigasi penuh, transparan," ujar Johnson.
Sebelumnya, Trudeau menduga pesawat Ukraine International Airline jatuh terhantam misil Iran. Dia mengklaim telah menerima informasi intelijen dengan berbagai sumber yang mengarah pada dugaan tersebut.
"Bukti mengindikasikan pesawat itu ditembak jatuh oleh misil darat ke udara milik Iran. Kami menyadari ini mungkin dilakukan tanpa sengaja," kata Trudeau.
Kendati demikian, dia mengakui bahwa hanya penyelidikan komprehensif dan kredibel yang dapat memastikan penyebab jatuhnya pesawat tersebut. "Saya ingin jawaban," kata Trudeau.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah meminta semua pihak tak berspekulasi tentang penyebab jatuhnya pesawat Ukraine International Airline di Teheran. Menurutnya, biarkan penyelidikan terkait kejadian tersebut berjalan.
"Tak diragukan lagi, prioritas bagi Ukraina adalah mengidentifikasi penyebab kecelakaan pesawat. Kami pasti akan menemukan kebenaran. Untuk tujuan ini penyelidikan menyeluruh dan independen akan dilakukan sesuai dengan hukum internasional," kata Zelenskiy.
Pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines jatuh di Teheran pada Rabu. Pesawat disebut mengalami masalah teknis setelah lepas landas dari bandara Imam Khomeini. Tim penyelidik Iran mengatakan pesawat tersebut terbakar sesaat sebelum jatuh. Keterangan itu diperoleh dari sejumlah saksi yang melihat kejadian secara langsung.
Kedutaan Besar Ukraina di Iran telah mengumumkan dugaan awal bahwa pesawat jatuh akibat kerusakan mesin. Namun hal tersebut belum dapat divalidasi. Semua penumpang dan awak yang menumpangi pesawat Ukraine International Airline telah dinyatakan tewas. Terdapat 176 korban jiwa, dengan rincian, 82 orang Iran, 63 orang Kanada, 11 orang Ukraina, 10 orang Swedia, tiga warga Jerman, dan tiga warga Inggris.