REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo melakukan percakapan via telepon dengan Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi. Mereka membahas tentang serangan misil Iran ke pangkalan Ain al-Asad yang menjadi markas militer AS di Irak.
"Menteri (Pompeo) menggarisbawahi bahwa, seperti yang dikatakan Presiden (Donald) Trump, AS akan melakukan apa pun untuk melindungi rakyat Amerika dan Irak serta membela kepentingan kolektif kita," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Morgan Ortagus pada Kamis (9/1), dikutip laman Anadolu Agency.
Sebelumnya Pompeo, melalui akun Twitter pribadinya, mengungkapkan bahwa dia telah melakukan pembicaraan dengan Abdul-Mahdi. Adapun yang dibahas adalah tentang serangan misil Iran ke Irak.
Pada Rabu lalu, Garda Revolusi Iran meluncurkan puluhan misil ke pangkalan udara Ain al-Asad di Irak. Pangkalan tersebut merupakan fasilitas yang dioperasikan bersama oleh pasukan Irak dan AS.
Garda Revolusi Iran menyebut serangan tersebut hanya permulaan dari serangkaian balas dendam atas dibunuhnya Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani oleh AS. Iran tak menetapkan batas waktu kapan serangan akan dihentikan.
"Kami memperingatkan semua negara sekutu AS bahwa jika serangan dilancarkan dari pangkalan di negara mereka ke Iran, mereka akan menjadi sasaran pembalasan militer," kata Garda Revolusi Iran.
Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan, serangan tersebut tak menyebabkan dampak serius. "Semua baik-baik saja. Rudal diluncurkan dari Iran ke dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak," kata Trump melalui akun Twitter pribadinya.
Dia pun telah membuat pernyataan bahwa serangan Iran tak menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Serangan Iran ke pangkalan Ain al-Asad kian meruncingkan hubungan AS dan Iran.