Sabtu 11 Jan 2020 06:39 WIB

Polisi Inggris Dikritik Terkait Geng Narkoba Pekerjakan Anak

Anak yang ditangkap terkait narkoba dibebaskan tapi tidak memiliki akses bantuan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Polisi Inggris Dikritik Terkait Geng Narkoba Pekerjakan Anak.
Foto: Youtube
Polisi Inggris Dikritik Terkait Geng Narkoba Pekerjakan Anak.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan pengawas Inggris mengkritik kinerja polisi. Mereka mengatakan upaya polisi menumpas geng narkoba yang mempekerjakan anak-anak di Inggris terhambat oleh lemahnya koordinasi dan inkonsistensi perawatan korban.

Polisi memperkirakan ada ribuan anak di Inggris yang diperalat geng narkoba untuk menjadi kurir dari kota-kota ke daerah pinggirannya. Polisi Inggris juga mempertimbangkan meningkatnya perbudakan modern.

Baca Juga

Badan pengawas Her Majesty’s Inspectorate of Constabulary and Fire & Rescue Services (HMICFRS) mengkritik upaya polisi menumpas perdagangan narkoba. HMICFRS mengatakan penyelidikan terhadap perdagangan narkoba terputus-putus dan kerap kurang efektif dibandingkan yang seharusnya.

Berdasarkan data pemerintah pada 2018, jumlah anak yang diduga dijadikan budak menjadi 1.421 orang. Jumlah itu naik dua kali lipat dibandingkan 2017 yang sebanyak 676. Banyak yang khawatir anak-anak itu diperkerjakan sebagai kurir yang dikenal county lines trade. Belum ada data untuk 2019.

"Pemeriksaan kami mengungkapkan polisi saat terlalu terfragmentasi untuk menangkal pelanggaran county lines," kata inspektor HMICFRS Phil Gormley dalam pernyataannya, Jumat (10/1).

Laporan HMICFRS mengatakan anak-anak yang ditangkap membawa narkoba kerap dibebaskan tapi tidak memiliki akses terhadap layanan bantuan. Dalam beberapa kasus anak-anak yang pulang menggunakan kereta tidak diawasi atau diantar sampai rumah.

Menanggapi kritikan ini, koordinator badan penegak hukum Inggris (NPCC) yang memimpin county lines Graham McNulty mengatakan ada ruang untuk lebih baik lagi. Tapi polisi tidak bisa menyelesaikan isu ini sendirian.

"Sekolah, layanan kesehatan, dan sosial, badan amal dan lainnya memiliki peran penting untuk mengakhiri praktik jahat ini dan kami akan terus bekerja sama dengan mereka," kata McNulty.

Kementerian Dalam Negeri Inggris menginvestasikan 20 juta poundsterling untuk mengatasi kejahatan ini. Pusat koordinasi nasional yang didirikan pada 2018 sudah menangkap 2.500 orang dan melindungi lebih dari 3.000 orang yang masuk kelompok rentan.

Pada Oktober tahun lalu mantan kepala skuad antiperbudakan Metropolitan Police, Phil Brewer mengatakan polisi menghadapi tantangan dalam menghakimi. Mereka harus menentukan dengan tepat apakah anak itu diperlakukan sebagai pelaku atau korban.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement