Sabtu 11 Jan 2020 06:38 WIB

Salinitas di Bangkok Jadi Masalah Baru Thailand

Naiknya permukaan laut meningkatkan salinitas.

Rep: Puti Almas/ Red: Muhammad Hafil
Salinitas di Bangkok Jadi Masalah Baru Thailand. Foto: Ilustrasi gelombang pasang air laut.
Foto: Republika/Mardiah
Salinitas di Bangkok Jadi Masalah Baru Thailand. Foto: Ilustrasi gelombang pasang air laut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK — Otoritas Thailand dilaporkan mengirimkan truk berisi air minum ke beberapa wilayah di Ibu Kota Bangkok pada Jumat (10/1). Para penduduk juga diminta untuk berhemat air saat mandi karena kekeringan yang sedang terjadi terus memburuk dan naiknya permukaan laut di wilayah-wilayah tersebut telah meningkatkan salinitas.

Para peneliti iklim mengatakan risiko ini telah dihadapi banyak kota di negara-negara Asia. Pihak berwenang Thailand dalam sebuah pernyataan mengatakan air keran di Bangkok menjadi asin, ketika air laut mendorong ke atas sungai Chao Phraya yang menipis, padahal merupakan sumber dari sebagian besar air di pusat negara itu.

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha pada pekan ini meminta masyarakat untuk berhemat air dengan mandi lebih singkat. Salah satu yang memperburuk keadaan adalah musim kemarau di negara Asia tenggara itu, yang dimulai pada November dan biasanya berlangsung hingga April.

Namun, pihak berwenang mengatakan musim kemarau di Thailand pada tahun ini bisa berlangsung hingga Juni. Bencana kekeringan juga telah diumumkan terjadi di 14 provinsi Negeri Gajah Putih itu.

Pakar iklim Supparkorn Chinvanno dari Chulalongkorn University di Bangkok mengatakan kondisi kekeringan telah memperburuk intrusi air asin, yang dapat memiliki dampak besar pada pertanian dan kesehatan karena air minum terkontaminasi. Ia menilai masalah yang terjadi sangat serius dan dapat terus meluas ke wilayah-wilayah pedalaman Thailand.

“Ini akan berdampak serius pada pertanian di wilayah pedalaman karena padi adalah tanaman yang sangat intensif air,” jelas Chinvanno.

Banyak kota-kota terbesar di Asia, seperti Mumbai di India, Shanghai di China, Bangkok, Ho Chi Minh di Vietnam, dan Jakarta, Indonesia merupakan daerah pesisir, serta dataran rendah. Ini menjadikannya rentan terhadap kenaikan permukaan laut dan peristiwa iklim ekstrem seperti siklon.

Diane Archer, seorang peneliti di Stockholm Environment Institute di Bangkok mengatakan kota-kota yang terletak di wilayah delta sungai harus semakin menghadapi instrusi air asin. Realitas perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut dikatakan semakin menjadi masalah, khususnya selama kekeringan di mana air tanah sudah menipis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement