Ahad 12 Jan 2020 03:24 WIB

Ribuan Siswa Suriah Pilih Belajar Bahasa Rusia

Dukungan Rusia pada 2015 untuk bantu Presiden Suriah Bashir al-Assad berdampak luas.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Endro Yuwanto
Seorang anak menyaksikan bangunan bekas pengeboman di Aleppo, Suriah.
Foto: REUTERS/Abdalrhman Ismail
Seorang anak menyaksikan bangunan bekas pengeboman di Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Intervensi Rusia pada 2015 untuk membantu Presiden Bashir al-Assad memenangkan kembali wilayahnya membawa efek lanjutan bagi warga muda Suriah. Ribuan anak sekolah menjadikan bahasa Rusia sebagai pilihan untuk dipelajari.

"Kami memiliki lebih dari 24 ribu siswa yang belajar bahasa Rusia dan jumlahnya meningkat. Tetapi kami tidak dapat memperluas lebih dari ini kecuali kami memiliki lebih banyak guru," ujar Koordinator Bahasa Rusia di Kementerian Pendidikan Suriah Radwan Rahhal, dilansir Reuters, Ahad (12/1).

Rahhal menyatakan, permintaan untuk kelas bahasa Rusia telah melebihi pasokan. Salah satu yang berminat adalah Omar al-Tawil, bocah sekolah berusia 15 tahun di Damaskus. Ia dan banyak anak muda lainnya sangat ingin belajar bahasa Rusia untuk melakukan perjalanan ke negara itu atau bekerja di perusahaan Moskow yang diharapkan akan muncul di Suriah di masa depan.

"Awalnya kami tidak mengerti apa-apa dan ketika kami pertama kali mendengar kata-kata itu kami mulai tertawa, itu sulit. Para guru membantu kami untuk mencintai bahasa ini," kata Tawil.

Kementerian Pendidikan Suriah menyatakan, Rusia sebagai bahasa asing pilihan kedua di sekolah-sekolah setelah bahasa Inggris atau Prancis pada 2014. Lulusan sastra Rusia bersedia mengajar untuk menghadiri kursus khusus yang diawasi oleh para ahli dari Moskow.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Suriah untuk kedua kalinya sejak intervensi tegas Moskow, dan bertemu Assad di Damaskus beberapa hari lalu. Dukungan Rusia dan Iran telah membantu Assad memenangkan kembali hampir semua wilayah yang hilang dari pemberontak yang mencoba menggulingkannya dalam perang saudara hampir sembilan tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement