Ahad 12 Jan 2020 05:33 WIB

Demonstran Iran Tuntut Khamenei Mundur

Tuntutan mundur Khamenei terkait jatuhnya pesawat Ukraina.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Indira Rezkisari
Warga berkerumun di antara puing pesawat Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, barat daya ibu kota Teheran, Iran, Rabu (8/1). Pesawat itu membawa 176 penumpang yang jatuh tak lama setelah lepas landas.
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Warga berkerumun di antara puing pesawat Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, barat daya ibu kota Teheran, Iran, Rabu (8/1). Pesawat itu membawa 176 penumpang yang jatuh tak lama setelah lepas landas.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Sekelompok demonstran Iran menuntut pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mundur dari posisinya. Hal tersebut terjadi beberapa saat setelah pihak Teheran mengatakan bahwa militernya secara keliru menembak pesawat penumpang Ukraina.

"Panglima Tertinggi (Khamenei) undurkan diri, undurkan diri," ujar ratusan orang demonstran kompak menyerukannnya dalam video yang diunggah di Twitter seperti dilansir Reuters, Ahad (12/1).

Baca Juga

Dalam prosesnya, mereka juga bernyanyi di depan Universitas Amir Kabir di Teheran. Namun demikian, rekaman video yang beredar itu belum bisa dicek keasliannya.

Seperti diketahui, Sebanyak 176 orang penumpang pesawat Ukraine Airlines meninggal ketika akan lepas landas dari Teheran, Rabu (8/1). Dalam prosesnya, dikabarkan bahwa tak ada yang selamat dalam kecelakaan pasca lepas landas itu.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Vadym Prystaiko mengatakan korban terdiri dari 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 Warga Ukraina, 10 warga Swedia.

"Dan tiga orang warga Inggris," ujar dia.

Lebih lanjut, puing-puing mesin dari Boeing 737 itu diinformasikan berserakan di lapangan di barat daya ibu kota Iran. Terkait hal tersebut otoritas setempat bergerak cepat untuk menyediakan layanan penyelamat.

Para pejabat setempat juga mengatakan bahwa, spekulasi tentang apa yang terjadi adalah situasi prematur. Terlebih hal tersebut adalah kecelakaan fatal pertama bagi pesawat yang bermarkas di Kiev itu.

Terpisah, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy beranggapan, segala upaya untuk membuktikan penyebab kecelakaan itu telah dilakukan. Bahkan pihaknya menuturkan, Ukraina telah mengirim tim ahli ke Iran pada Rabu malam untuk menyelidiki jatuhnya pesawat itu.

"Prioritas kami adalah untuk menetapkan kebenaran dan mereka yang bertanggung jawab atas bencana yang mengerikan ini," kata dia di ibu kota Ukraina.

Berdasarkan catatan penumpang, menunjukkan bahwa ada keluarga utuh yang menjadi korban dari penerbangan tersebut. Bahkan banyak juga korban anak-anak dan penumpang berusia di bawah 35 tahun.

Lebih jauh, di bawah aturan internasional, tanggung jawab untuk menyelidiki kecelakaan itu terletak pada Iran. Terkait hal tersebut, televisi pemerintah Iran mengatakan bahwa kedua kotak suara hitam dan perekam data pesawat telah ditemukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement