Selasa 14 Jan 2020 00:23 WIB

Atlet Taekwondo Iran Berhenti Wakili Negaranya

Atlet Alizadeh mengaku muak dimanfaatkan oleh otoritas Iran sebagai alat propaganda

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Atlet taekwondo Iran, Kimia Alizadeh, mengaku muak dimanfaatkan oleh otoritas Iran sebagai alat propaganda. Ilustrasi.
Foto: Tatyana Zenkovich/EPA
Atlet taekwondo Iran, Kimia Alizadeh, mengaku muak dimanfaatkan oleh otoritas Iran sebagai alat propaganda. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Satu-satunya atlet perempuan Iran yang pernah meraih medali Olimpiade, Kimia Alizadeh, mengatakan bahwa dia telah meninggalkan tanah airnya dan pindah ke Eropa. Dalam pernyataan yang diunggah di media sosialnya, Alizadeh mengaku sudah cukup muak dimanfaatkan oleh otoritas Iran sebagai alat propaganda.

"Tidak ada yang mengundang saya ke Eropa dan saya belum diberi tawaran. Tetapi saya menerima rasa sulit untuk merindukan rumah saya, karena saya tidak ingin menjadi bagian dari kemunafikan, kebohongan, ketidakadilan, dan bujukan," ujar Alizadeh dalam pernyataan yang diunggah di Instagram pribadinya.

Alizadeh merupakan atlet Taekwondo yang memenangkan medali perunggu di Olimpiade Rio 2016. Dia mengaku pemerintah Iran telah mengeksploitasi prestasinya secara politis. Di satu sisi, pemerintah bangga dengan prestasinya. Namun, di sisi lain para pejabat mempermalukan Alizadeh dengan melontarkan komentar 'Tidak baik bagi seorang wanita untuk meregangkan kakinya'.

“Saya adalah salah satu dari jutaan wanita yang tertindas di Iran, yang telah mereka mainkan selama bertahun-tahun. Saya mengenakan apapun yang mereka katakan kepada saya dan mengulangi apa pun yang mereka pesankan. Setiap kalimat yang mereka pesankan saya ulangi. Kita tidak penting bagi mereka, kita hanya alat!" ujar Alizadeh.

Alizadeh meraih perunggu Olimpiade Rio untuk cabang olahraga taekwondo kategori 57 kilogram. Dia mengatakan medali yang diraihnya ini telah membuat seluruh perempuan Iran berbahagia. Pada Ahad lalu, dia tampak merasa terkoyak oleh keputusannya.

"Haruskah saya mulai dengan halo selamat tinggal atau belasungkawa? Halo orang-orang yang tertindas di Iran, selamat tinggal orang-orang bangsawan Iran, saya ikut berbelasungkawa kepada Anda, orang-orang yang selalu berkabung," kata Alizadeh.

Wakil Menteri Olahraga Iran, Mahin Farhadizadeh, mengaku belum membaca unggahan Alizadeh di media sosial. Dia mengatakan Alizadeh ingin melanjutkan studinya di bidang fisioterapi.

"Saya belum membaca unggahan Kimia, tetapi sejauh yang saya tahu, dia selalu ingin melanjutkan studinya di bidang fisioterapi," ujar Farhadizadeh dilansir kantor berita ISNA.

Alizadeh adalah atlet Iran teratas ketiga yang berhenti mewakili negaranya. Pada Desember, Federasi Catur Iran menyatakan bahwa juara catur peringkat teratas Alireza Firouzja telah memutuskan untuk berhenti mewakili negaranya karena dilarang beradu dengan pemain Israel. Larangan ini bersifat informal.

Tiga bulan sebelumnya yakni pada Oktober, Federasi Judo Internasional mengatakan atlet Judo asal Iran, Saeid Mollaei, menolak pulang ke negaranya karena khawatir terhadap keselamatannya. Dia telah mengabaikan perintah dari Federasi Judo Iran yang melarangnya bertarung di arena perlombaan karena kemungkinan bertemu dengan atlet Judo asal Israel dalam babak final.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement