Selasa 14 Jan 2020 13:50 WIB

WNI di Saudi Diminta Waspada Keamanan di Timur Tengah

WNI di Saudi diminta tetap beraktivitas seperti biasa.

WNI di Saudi Diminta Waspada Keamanan di Timur Tengah. Sejumlah orang berkumpul menyatakan duka cita atas tertembaknya pesawat Ukrainia di gerbang kampus Amri Kabir University di Teheran, Iran, Sabtu (11/1) malam. Sejumlah korban pesawat tersebut merupakan civitas academika kampus tersebut.
Foto: Ebrahim Noroozi/AP Photo
WNI di Saudi Diminta Waspada Keamanan di Timur Tengah. Sejumlah orang berkumpul menyatakan duka cita atas tertembaknya pesawat Ukrainia di gerbang kampus Amri Kabir University di Teheran, Iran, Sabtu (11/1) malam. Sejumlah korban pesawat tersebut merupakan civitas academika kampus tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Arab Saudi diminta meningkatkan kewaspadaan serta mendahulukan keselamatan diri terkait dengan perkembangan situasi keamanan di kawasan Timur Tengah, khususnya Irak dan Iran.

"Tetap beraktivitas seperti biasa, tidak panik, namun menjaga kewaspadaan terutama di tempat-tempat keramaian," ujar salah satu poin imbauan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah yang diterima Antara, Selasa (14/1).

Baca Juga

KJRI juga meminta WNI untuk memantau situasi terkini dengan mengikuti perkembangan berita, antara lain yang dapat diakses melalui akun media sosial KJRI Jeddah di situs resmi, Facebook, Instagram, dan Twitter. Adapun KJRI Jeddah menyediakan sambungan hotline di nomor +966 503609667 agar WNI senantiasa dapat menjaga komunikasi.

Sementara bagi WNI yang belum melakukan proses lapor diri, KJRI meminta agar mereka segera mendatangi langsung kantor KJRI Jeddah atau mengisi formulir lapor diri secara daring melalui www.peduliwni.kemlu.go.id. Situasi di kawasan Timur Tengah memanas sejak AS melakukan serangan di Baghdad, Irak yang menewaskan pimpinan militer Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani pada 3 Januari lalu.

Iran kemudian melancarkan serangan balasan pada 8 Januari dengan menembakkan rudal balistik ke pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS. Namun, Presiden AS Donald Trump mengklaim tidak ada warga AS yang menjadi korban atas insiden itu.

Pada hari yang sama, pesawat komersil jet Boeing 737-800 milik Ukraina ditembak jatuh, beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini di ibu kota Tehran. Peristiwa itu menewaskan seluruh 176 penumpang di dalamnya.

Belakangan, pada 11 Januari, Iran secara resmi mengakui penembakan tersebut dilakukan karena human error pada pasukan keamanan negara itu. Presiden Ukraina, juga Presiden Kanada yang sebanyak 57 warganya menjadi korban tewas dalam insiden penembakan pesawat itu, menuntut Iran mempertanggungjawabkan perbuatannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement