Selasa 14 Jan 2020 14:42 WIB

Menlu Israel: Hizbullah tak Berhenti Mengancam

Menlu Israel, Israel Katz, menyatakan Hizbullah tidak henti-hentinya menyerang Israel

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Christiyaningsih
Menlu Israel, Israel Katz, menyatakan Hizbullah tidak henti-hentinya menyerang Israel. Ilustrasi.
Foto: Peter Klaunzer/EPA
Menlu Israel, Israel Katz, menyatakan Hizbullah tidak henti-hentinya menyerang Israel. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Urusan Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan Hizbullah tidak henti-hentinya menyerang atau mengancam Israel. Katz pun menyampaikan ancaman balik kepada pihak Hizbullah melalui akun Twitternya pada Senin (13/1) waktu setempat.

Katz mengancam akan membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah karena tidak berhenti mengancam Israel. "Nasrallah tidak berhenti menyerang (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu), atau mengancam Israel," tutur dia sebagaimana dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Selasa (14/1).

Baca Juga

Katz mengatakan apabila memang Nasrallah menantang Israel, jelas itu tidak akan membantu Hizbullah. Hal ini disampaikan Katz merujuk pada tempat persembunyian Nasrallah yang tidak akan membuatnya selamat.

Israel mengklaim bahwa Nasrallah tinggal di bunker selama bertahun-tahun karena takut dibunuh. Setelah pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani dalam serangan udara drone AS awal bulan ini, Nasrallah berjanji untuk membalas terhadap Israel. Meski menyambut pembunuhannya, Israel membantah terlibat dalam pembunuhan Soleimani.

Sekjen Hizbullah Nasrallah menyatakan Amerika Serikat (AS) akan membayar kesalahan karena membunuh komandan pasukan elit Iran, Qasem Soleimani. Nasrallah mengatakan Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya akan menyadari bahwa mereka telah kehilangan wilayah ketika peti mati tentara dan perwira Amerika dikirim pulang.

"Tindakan paling adil yang diambil terhadap Amerika adalah menentang kehadiran militer AS di kawasan itu, termasuk pangkalan militer, kapal perang, dan setiap perwira dan prajurit AS," ujar Nasrallah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement