Selasa 14 Jan 2020 15:33 WIB

Korsel Yakin Korut Masih Bersedia Berunding

Hingga kini belum ada kelanjutan negosiasi antara AS dan Korut.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengatakan masih terlalu dini untuk pesimistik dalam kebuntuan negosiasi denuklirisasi Semenanjung Korea. Walaupun, hingga kini belum ada kelanjutan negosiasi antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut).

Moon mengatakan kerja sama antar-Korea dapat membantu mempermudah jalan untuk mencabut sanksi-sanksi Korut. Ia menambahkan meskipun Pyongyang mengeluarkan retorika bermusuhan tapi Korut belum menutup pintu untuk perundingan lebih lanjut.  

Baca Juga

"Dengan mengatakan mereka akan kembali ke perundingan hanya ketika permintaan mereka diterima, Korea Utara sudah memberikan kejelasan pintu dialog belum tertutup," kata Moon, dalam konferensi pers tahun baru, Selasa (14/1).

Korsel semakin terpinggirkan ketika perundingan antara Washington dan Pyongyang terhenti. Sanksi-sanksi yang diberlakukan terhadap Korut atas program senjata mereka membuat semakin sulit bagi Moon untuk memulai kembali pembicaraan kerja sama ekonomi antar-Korea.

Ketika ditanya apakah Korsel akan membuka kembali pintu perundingan dengan Korut secara mandiri tanpa AS. Moon mengatakan harus ada 'ide baru' yang dieksplorasi untuk membangun terobosan yang dapat mengakhiri kebuntuan.

"Jika kami memperluas kerja sama antar-Korea seluas mungkin, hal itu tidak hanya akan melancarkan dialog Korut-AS, tapi juga memperoleh dukungan internasional untuk mencabut sebagian atau menghilangkan sanksi-sanksi itu bila diperlukan," kata Moon.

Moon mengatakan ada langkah-langkah yang dapat diambil dua negara Korea yang tidak terhalang pembatasan yang diberlakukan terhadap Korut. Salah satunya kerja sama di perbatasan.

"Pertama-tama kami dapat bekerja sama di wilayah perbatasan dan kami dapat mengembalikan pariwisata perorangan, itu akan dapat dilakukan walaupun ada sanksi-sanksi internasional," kata Moon.

Dua negara Korea juga mengorganisasi tim gabungan dalam Olimpiade Musim Panas tahun ini di Tokyo. Mereka juga tengah mencoba untuk bisa menjadi tuan rumah bersama Olimpiade tahun 2032.

Dalam pidato tahun baru pada 7 Januari lalu Moon mengatakan ada 'kebutuhan mendasar' untuk mencari cara meningkatkan hubungan dengan Korut. Tapi tahun lalu Korut lebih banyak mengkritik Seoul.

Menurut Pyongyang, Korsel terlalu terikat dengan Amerika. Korut juga berencana untuk menghancurkan komplek pariwisata yang menjadi contoh kerja sama antara Korea. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement