REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in memuji Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengirimkan ucapan selamat ulang tahun untuk Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Presiden Moon menilai langkah Trump itu sebagai suatu "ide yang cemerlang" dalam meningkatkan kesempatan untuk memulai kembali pembicaraan tentang denuklirisasi.
"Beberapa orang khawatir tentang ronde baru provokasi yang bertepatan pada ulang tahun Pemimpin Kim. Namun, Presiden Trump justru mengirimkan ucapan ulang tahun untuk menekankan kesediaannya untuk berbicara. Itu merupakan ide cemerlang," kata Moon kepada wartawan dalam suatu konferensi tahunan, Selasa (14/1).
Pengakuan dari pihak otoritas Korea Utara pada Sabtu (11/1) bahwa mereka telah menerima ucapan ulang tahun dari Trump itu bisa menjadi salah satu konfirmasi soal tanggal lahir Kim Jong-un, walaupun mereka tidak memberitahukan tanggal pastinya. Hari ulang tahun Kim diyakini pada 8 Januari, walau rezimnya yang tertutup tidak pernah membenarkan tanggal tersebut. Pemerintah Amerika Serikat mencatat tahun kelahiran Kim adalah pada 1984, yang berarti Kim Jong-un berumur 36 tahun ini.
Pada Jumat (10/1), seorang pejabat dari Korea Selatan mengatakan bahwa Trump telah meminta Korea Selatan untuk menyampaikan ucapan selamat ulang tahun darinya kepada Korea Utara. Namun pada akhir pekan, pihak Korea Utara telah memberikan pernyataan bahwa mereka sudah menerima "surat pribadi" secara langsung dari Trump dan menyebut Korea Selatan "lancang" karena mencoba untuk masuk dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Korea Utara.
Pernyataan dari Korea Utara itu juga mengejek Seoul karena dinilai tidak mengetahui bahwa Korea Utara mempunyai jalur sendiri untuk berkomunikasi dengan Washington. Meskipun mendapatkan respons yang tidak baik, Presiden Moon berulang kali mengutip pesan-pesan ucapan ulang tahun tersebut sebagai bukti bahwa "setidaknya tidak semua hal hilang".
"Korea Utara memperjelas bahwa kesempatan untuk berdialog tidak tertutup, dengan mengatakan mereka akan kembali untuk berbicara hanya saat permintaan mereka dikabulkan," ucap Moon mengenai respon Korea Utara.
"Pembicaraan antara Amerika Serikat dan Korea Utara tidak aktif untuk sekarang ini, tetapi saya bisa bilang bahwa kedua pemimpin-Presiden Trump dan Pimpinan Kim - terus percaya satu sama lain dan melanjutkan upaya mereka," ujar Moon.
Selanjutnya, saat ditanya apakah keputusan Trump untuk AS melakukan serangan yang membunuh Mayor Jenderal Qassem Soleimani dari Iran dapat menyulitkan upaya untuk membuat Korea Utara meninggalkan senjata nuklirnya. Moon sekali lagi mengutip ucapan ulang tahun tersebut sebagai suatu pertanda baik yang menekankan komitmen Presiden Amerika Serikat untuk bernegosiasi.
Tahun lalu, pemerintah Korea Utara mengaku kehilangan kesabaran dan memperingatkan bahwa Korut dapat mengambil langkah tak terduga jika Amerika Serikat sampai tahun baru tidak mengendurkan sikapnya menyangkut negosiasi. Batas waktunya telah berakhir, namun sejauh ini tidak ada provokasi langsung dari Korea Utara. Walaupun, Kim Jong-un telah mengatakan bahwa masyarakat dunia sebentar lagi akan menyaksikan suatu senjata strategis terbaru.