Selasa 14 Jan 2020 22:40 WIB

Penjelasan Mengapa Palestina dan Tanah Syam Diberkahi

Alquran dan hadis menguatkan Palestina sebagai tanah yang diberkahi.

Kubah Nabi, Kompleks Masjid Al Aqsha, Yerusalem, Palestina.
Foto: Screen Capture Youtube
Kubah Nabi, Kompleks Masjid Al Aqsha, Yerusalem, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT telah menetapkan keberkahannya atas Palestina. Sebagaimana diketahui, negeri atau kota lain yang juga diberkahi oleh Allah SWT adalah Makkah dan Madinah. Ada pula yang menambahkan dengan Syam (Suriah sekarang) dan Mesir. Menurut para ulama, penyebutan Masjid al-Aqsha dan daerah sekitarnya (di sekelilingnya) itu sebagai negeri yang diberkahi, karena di daerah tersebut diutus oleh Allah sejumlah rasul-Nya untuk berdakwah di negeri dan sebagian menetap tersebut. Di antaranya, Nabi Ibrahim, Ishak, Luth, Ya’kub, Musa, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, hingga Isa AS.

Karena itu, keberadaan Palestina sebagai suatu negeri yang diberkahi, tak perlu dibantah lagi. Sebab, dalam beberapa keterangan ayat Alquran, Allah SWT telah menyebutkan berkali-kali akan kemuliaan dan keberkahan Palestina tersebut. Di antaranya, surah al-A’raaf [7]: 137, al-Israa` [17]: 1, al-Anbiyaa` [21] 71 dan 81). ‘’Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.’’ (QS al-Anbiyaa` [21]: 71). ‘’Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.’’ (QS al-Anbiyaa` [21]: 81). 

Baca Juga

Penuh berkah Ibnu Abbas menyebutkan, yang dimaksud dengan ‘Kami berkahi sekelilingnya’ dalam surah Al-Israa [17] ayat 1 itu adalah bumi Palestina dan Urdun (Yordania). Abul Qasim As-Suhaily menyebutkan, bumi yang diberkahi tersebut adalah Syam yang meliputi Yordania, Syria, Lebanon, dan Palestina. Imam Asy-Syaukany menjelaskan bahwa negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya adalah negeri Syam (Yordania, Syria, Lebanon, Palestina) dan Mesir. 

Thursina Menurut sebagian ulama, hal lain yang menyebabkan Palestina disebut sebagai negeri yang diberkahi, karena disinilah Allah menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran Firaun setelah menyeberangi Laut Merah, dan saat ia menerima wahyu dari Allah SWT. (QS al- Qashash [28]: 30). 

Keterangan diperkuat lagi dengan ayat 6 surah QS an- Nazi`at [79] dan QS al-Maidah [5] ayat 21. ‘’Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci, yaitu Lembah Thuwa.’’ (QS an-Nazi`at [79]: 6). ‘’Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu.’’ (QS al-Maidah [5]: 21). 

photo
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.

Lembah suci itu, menurut Sami bin Abdullah al- Maghluts, dalam bukunya Athlas Tarikh Al-Anbiyaa wa ar-Rusul, hanya ada dua, yaitu Makkah dan Palestina. Bahkan, ketika mengomentari surah At-Tiin [95]: 1-3, para ulama banyak yang menyebutkan, sesungguhnya bukit Thursina, tempat Musa menerima wahyu, adalah di lembah suci yang ada di Palestina. 

Menurut Syekh Shalahuddin Ibrahim Abu ‘Arafah, seorang ulama asal Palestina, bukit Thursina adalah tempat yang diberkahi. Dan, tempat yang diberkahi itu adalah Palestina sebagaimana surah Al-Isra` [17] ayat 1 yang menceritakan peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Sami menambahkan, yang dimaksud dalam surah At- Tiin [95] itu adalah Thursina, bukit yang ada di Baitul Maqdis dan al-Balad al-Amin adalah Makkah. Berikut argumentasinya. Allah berfirman, Dan, pohon kayu yang keluar dari Thursina (pohon zaitun) yang menghasilkan minyak dan menjadi makanan bagi orang-orang yang makan. (QS al- Mu’minun [23]: 20). 

Ayat ini, kata Sami, mengikat dan menghimpun dengan kuat antara ‘Thursina’ dan hasil bumi serta tumbuh-tumbuhan penghasil minyak bagi orang yang makan. Karena itu, ia membantah bila Sinai (Mesir) sebagai Thursina yang selama ini banyak dipercayai masyarakat, termasuk umat Islam.

Dia menyatakan, di Sinai (Mesir) tidak ada pohon zaitun yang mampu menghasilkan buah, apalagi mengeluarkan minyak. Menurut Sami, ayat 20 surah Al-Mu’minun [23] dan ayat 1-3 surah At-Tiin itu justru merujuk pada tanah suci di Palestina. Di Palestina, jelas dia, terdapat banyak pohon zaitun yang terus berproduksi di sepanjang tahun sehingga penduduk di sekitar Baitul Maqdis menamakannya dengan Bukit Zaitun dan Allah SWT telah berseru kepada Musa di tempat yang diberkahi di sisi bukit. 

Kota suci Palestina, selain merupakan tanah tempat diutusnya para Rasul Allah, negeri ini terkadang juga disebut dengan kota tiga agama, yang merujuk pada Jerusalem. Sebab, dari negeri inilah berkembang tiga agama Samawi (langit), yakni Islam, Nasrani, dan Yahudi. Lihat, Karen Armstrong dalam bukunya Jerusalem; One City, Three Faiths (Satu Kota Tiga Iman).

Armstrong mengatakan, ‘’Sebagai biarawati muda, saya harus menerima fakta, bahwa Jerusalem sangat penting bagi Yahudi dan Islam. Ketika saya melihat orang-orang Yahudi berjubah panjang atau tentara Israel yang perkasa mencium batu di Tembok Barat atau menyaksikan keluarga Muslim di jalan-jalan dalam pakaian terbaik mereka untuk shalat Jumat di Haram asy-Syarif, untuk pertama kalinya saya menjadi sadar mengenai tantangan pluralisme agama.’’ 

Hal lain yang menjadikan Palestina memiliki kemuliaan dan keberkahan dari Allah, karena di sinilah berdiri kiblat pertama umat Islam, yakni Baitul Maqdis atau Masjid al-Aqsha. Selama kurang lebih 16 bulan sejak hijrah dari Makkah ke Madinah, Rasul SAW dan umat Islam saat itu, melaksanakan ibadah shalat lima waktu dengan menghadapkan wajah ke arah Masjid al-Aqsha. (QS al-Baqarah [2]: 144).

 

 

 

 

 

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement