Rabu 15 Jan 2020 17:13 WIB

Pelajar Indonesia Sengaja Pilih Sekolah Kejuruan Demi Tinggal di Australia

Visa pelajar itu lebih mudah untuk diakses.

Red:
.
.

Rina, yang keberatan nama lengkapnya ditulis, pernah kuliah di RMIT, salah satu universitas ternama di Melbourne. Tapi setelah lulus, ia kembali lagi ke bangku kuliah dengan mengambil sekolah kejuruan.

  • Visa pelajar Indonesia yang dibatalkan meningkat 126 buah tahun 2019
  • Siswa sekolah kejuruan manfaatkan visa pelajar untuk kerja
  • Pemegang visa pelajar sekolah kejuruan untuk dapat visa tinggal tetap

 

Baca Juga

Ia mengaku alasannya untuk sekolah lagi adalah demi mendapatkan visa, sehingga dapat tinggal lebih lama di Australia untuk bekerja.

"Visa pelajar itu lebih mudah untuk diakses," kata perempuan asal Sumatera tersebut.

"Untuk orang yang mau kerja legal dan dapat pengembalian pajak, pilihannya hanya Work and Holiday Visa (WHV) atau visa pelajar," tambah Rina.

"Kalau visa pelajar sudah otomatis berlaku sampai masa kadaluwarsa."

Rina memilih masuk sekolah kejuruan karena jadwal belajar yang memudahkan pengaturan waktu bekerja.

 

Di sekolah kejuruan, atau TAFE, jadwal kuliah sudah ditetapkan sejak awal, bahkan menurutnya, dari semester satu hingga lulus sudah tahu hari dan jam berapa ia harus masuk kuliah.

Rina mengatakan tempat kerjanya bahkan memiliki sistem pembayaran gaji khusus, bagi siswa yang bekerja lebih dari 20 jam per minggu.

Pelajar internasional di Australia, selain pasca sarjana, diperbolehkan bekerja di Australia, asal tidak melebihi 20 jam per minggu.

"Supaya tidak ketahuan [pemerintah], gaji 20 jam harus ditransfer dan menggunakan pajak. Sisanya diberikan tunai."

Pengajuan visa sekolah kejuruan meningkat

 

Kepada ABC Indonesia, Kementerian Dalam Negeri Australia mengatakan jumlah visa pelajar asal Indonesia di Australia yang dibatalkan meningkat.

Di tahun 2019, jumlah visa pelajar Indonesia yang dibatalkan bertambah menjadi 470 dibandingkan tahun sebelumnya, yang berjumlah 344.

Indonesia berada di urutan ke-10 negara dengan pembatalan visa pelajar Australia terbanyak di tahun 2019, naik satu peringkat dari tahun 2018.

Statistik dari Kementerian Dalam Negeri Australia tahun 2019 menunjukkan pengajuan visa pelajar di bidang 'Vocational Education and Training', atau VET, menjadi yang terbesar di tahun 2019.

"Kenaikkan pengajuan visa pelajar sebesar 14,5 persen terhitung 1 Juli 2018 sampai 30 Juni 2019, didorong peningkatan pendaftar di bidang VET sebanyak 22,3 persen dibandingkan tahun lalu."

Pemegang visa pelajar asal Indonesia yang mendaftar di sekolah kejuruan meningkat sebanyak 19,4 persen, hingga akhir Juni lalu.

Sebagai perbandingan, ABC Indonesia juga telah mewawancarai tiga perwakilan universitas Australia di Jakarta.

Ketiga institusi ini membantu pengajuan visa untuk belajar di perguruan tinggi di Australia atau bidang 'higher education', yang juga banyak diminati pelajar asal Indonesia.

Tidak seperti sekolah kejuruan, mereka mengatakan pelajar ke perguruan tinggi, seperti universitas, tidak pernah mengalami penolakan saat mengajukan visa.

Alasannya karena mereka melalui "proses yang ketat", seperti persyaratan nilai yang tinggi dan kemampuan finansial.

Jadi 'gerbang' untuk menetap di Australia

Banyaknya visa pelajar di sekolah kejuruan di Australia yang ditolak juga diakui oleh Budi, seorang agen dan konsultan pendidikan 'Australia Indonesia Centre' di Sydney.

Meski tidak menyebutkan jumlah pastinya, ia mengatakan penolakan visa disebabkan sejumlah faktor, termasuk karena penyalahgunaan visa.

Menurut Budi, minat belajar di sekolah kejuruan sedang meningkat, karena dijadikan awal dari rencana menetap di Australia.

"Kebanyakan siswa rata-rata masuk ke VET dulu, sekolah dua tahun [lalu] lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu universitas," kata Budi.

Ia menambahkan visa pelajar telah banyak digunakan sebagai gerbang memperoleh izin tinggal tetap di Australia

"Biasa mereka rata-rata masuk [bidang] VET, baru [setelah itu] masuk ke universitas untuk mengejar visa tinggal tetap (PR)."

Sebagai agen migrasi, Budi juga melayani pemegang visa WHV yang mau melanjutkan pendidikan di Australia.

Menurutnya, salah satu alasan para pemegang visa WHV ini mengajukan visa pelajar karena sudah terbiasa hidup di Australia.

"Soalnya mereka sudah tahu kehidupan di Australia bagaimana dan memilih untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik," katanya.

"Itulah mengapa mereka memilih untuk mendapat visa pelajar dan tinggal di sini."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement