REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani menolak proposal yang dinamakan kesepakatan baru Trump yang tujuannya menyelesaikan perselisihan nuklir. Rouhani menyebut tawaran kesepakatan baru itu sebagai tawaran aneh.
Rouhani juga mengkritik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump karena selalu melanggar janji. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Rouhani meminta agar Washington kembali ke pakta nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Dia juga mengancam pihaknya dapat membalikkan langkahnya mengurangi komitmen di bawah kesepakatan tersebut. Rouhani juga mengkritik pihak-pihak Eropa terhadap kesepakatan yang memicu mekanisme perjanjian nuklir.
Rouhani mengatakan, mereka gagal memenuhi komitmen mereka. Teheran telah berulang kali menolak untuk merundingkan kesepakatan baru saat sanksi AS ada.
Di bawah JCPOA, Teheran bersama enam negara yakni AS, Cina, Prancis, Jerman, Rusia, dan Inggris setuju untuk membatasi kegiatan nuklirnya. Namun, pada 2018 Trump menarik diri dari JCPOA itu. Negara kekuatan Eropa menegaskan masih mendukung kesepakatan nuklir 2015 meski Teheran mengumumkan akan meninggalkan batasan guna memperkaya uranium yang jelas memperburuk JCPOA.