REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump membahas perkembangan di Libya melalui percakapan telepon pada Rabu (15/1). Pembicaraan kedua pemimpin itu diungkapkan oleh Kantor Kepresidenan Turki dan Gedung Putih, beberapa hari menjelang pertemuan di Berlin yang akan membahas soal konflik Libya.
Kanselir Jerman Angela Merkel akan menjamu para pemimpin dari Turki, Rusia, Amerika Serikat, Inggris, China, Prancis, serta Italia pada Ahad (19/1). Pertemuan puncak itu diselenggarakan setelah pada pertemuan di Moskow pada Senin (13/1) pihak bertikai Libya enggan menandatangani kesepakatan gencatan senjata.
Sejak Muammar Gaddafi terguling pada aksi perlawanan 2011, negara Afrika Timur itu terjebak dalam kekacauan dengan pihak-pihak luar luar negeri memberikan dukungan bagi faksi-faks yang saling bermusuhan. Menurut pernyataan Gedung Putih, Trump dan Erdogan juga membahas berbagai masalah seperti kondisi di Suriah, aksi protes di Iran dan penembakan pesawat milik maskapai Ukraine International Airlines oleh Iran.