Kamis 16 Jan 2020 12:31 WIB

Menteri Lingkungan Jepang Ambil Cuti Ayah

Koizumi jadi menteri Jepang pertama yang mengambil cuti ayah dan diumumkan ke publik.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Menteri Lingkungan Jepang mengambil cuti ayah setelah anak pertamanya lahir.
Foto: Pixabay
Menteri Lingkungan Jepang mengambil cuti ayah setelah anak pertamanya lahir.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Lngkungan Hidup Jepang Shinjiro Koizumi mengatakan akan mengambil cuti ayah, Rabu (15/1). Keputusan itu diambilnya ketika anak pertamanya lahir akhir bulan ini.

"Sejujurnya, saya harus memikirkan berulang kali bagaimana saya harus mengambil cuti untuk membesarkan anak, atau mengambil cuti ayah sambil memenuhi tugas publik saya sebagai menteri lingkungan," Koizumi mengatakan kepada sekelompok pejabat dan wartawan kementerian, dikutip dari Aljazirah.

Baca Juga

Koizumi mengatakan akan mengambil cuti dua pekan selama tiga bulan dengan syarat itu tidak akan mempengaruhi tugas parlemen dan kabinetnya. Langkah ini pun sesuai dengan keputusannya mengadopsi kebijakan yang memungkinkan pegawai negeri pria untuk mengambil cuti lebih dari sebulan saat kelahiran seorang anak pada bulan lalu.

Sementara itu, Koizumi bukan pejabat pemerintah yang mengambil ayah pertama kali. Sebelumnya gubernur di Hiroshima dan Mie di Jepang barat telah mengambil cuti ayah lebih dahulu, sedangkan Koizumi adalah menteri kabinet pertama yang melakukannya.

Politisi berusia 38 tahun itu mengatakan, langkah itu adalah keputusan yang sulit. Namun, dia akan melanjutkan rencana untuk membuka jalan bagi karyawan pria lainnya di kementeriannya dan juga tempat kerja lain.

"Kecuali kita mengubah suasana, pegawai pemerintah mungkin tidak akan mulai mengambil cuti ayah," ujar Koizumi.

Koizumi berharap dapat menginspirasi debat lebih lanjut tentang bagaimana menyeimbangkan pekerjaan dan tugas keluarga, termasuk perawatan anak dan lansia secara berkelanjutan. "Saya berharap akan ada hari ketika cuti ayah anggota parlemen bukan lagi berita," katanya.

Mengambil cuti ayah telah tercetus oleh Koizumi sejak tahun lalu, ketika mengumumkan pernikahannya dengan mantan penyiar Christel Takigawa. Sejak itu, dia menghadapi opini publik yang terpecah, termasuk kritik harus memprioritaskan tugasnya sebagai menteri pemerintah.

Ketua Kabinet Sekretaris Yoshihide Suga berharap keputusan Koizumi akan memiliki efek positif pada sikap terhadap pengasuhan yang dilakukan para pria. Dengan Jepang menghadapi populasi yang terus menua dan angka kelahiran yang semakin menipis, pemerintah mulai mempromosikan cuti ayah.

Tidak ada catatan resmi tentang menteri kabinet sebelumnya yang mengambil cuti sebagai orang tua. Namun, Koizumi adalah yang pertama mengumumkan kepada publik bahwa dia melakukan hal itu.

Jepang memiliki kebijakan cuti orang tua yang relatif baik. Cuti tersebut memungkinkan laki-laki dan perempuan tidak masuk kerja dengan sebagian dibayar hingga 12 bulan.

Sementara survei terbaru menunjukkan mayoritas karyawan pria yang memenuhi syarat berharap untuk mengambil cuti ayah di masa depan. Perubahan datang perlahan-lahan dan beberapa ayah dari bayi yang baru lahir mengambil cuti karena tekanan kuat untuk fokus pada pekerjaan.

Kementerian Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan menyatakan, hanya enam persen ayah yang memenuhi syarat mengambil cuti ayah pada 2018. Angan tersebut jauh dari target sederhana pemerintah yang menginginkan 13 persen untuk 2020.

Banyak ayah yang bekerja takut mengambil cuti akan merusak karier. Cuti sering kali menjadi bahan peringatan dari bos atau kolega mereka, bahkan ada istilah "pata-hara" atau kependekan dari pelecehan ayah setelah mengambil cuti orang tua.

Masalah itu menjadi perhatian khusus mengingat tingkat kelahiran Jepang tahun lalu menjadi salah satu yang terendah di dunia. Kondisi tersebut membuat negeri sakura jauh di bawah tingkat yang dibutuhkan negara untuk mempertahankan populasinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement