REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH - Kejahatan rasial yang menargetkan orang-orang Arab di Turki, menyebabkan kunjungan wisatawan ke Turki dari Arab menurun drastis.
Bahkan, serangan anti-Arab, khususnya yang berasal dari Saudi, menyebabkan misi diplomatik Saudi menyerukan untuk waspada ketika mengunjungi Turki.
Dilansir dari Saudigazzete, Jumat (17/1) jumlah wisatawan Saudi ke Turki menurun 23,19 persen. Jika ditotal, sejak Januari hingga November 2019 ada sekitar 539.786 orang yang mengunjungi Saudi.
Jumlah tersebut menurun drastis dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang berjumlah 702.725 wisatawan.
Mengomentari perkembangan tersebut, perwakilan dari agen-agen pariwisata yang beroperasi di Arab Saudi mengatakan, insiden perampokan, penipuan, dan serangan lainnya yang dialami wisatawan Saudi di Turki telah mendorong sejumlah pelancong untuk meninggalkan rencana mereka untuk mengunjungi Turki.
Bahkan, diketahui bahwa Arab Saudi adalah satu di antara 10 negara teratas yang paling banyak mengirim turis ke Turki selama beberapa tahun terakhir. Namun, karena adanya masalah tersebut, Turki telah kehilangan manfaat dari Saudi.
Seperti diketahui, penurunan tajam dalam jumlah wisatawan Saudi, dimulai sejak awal kampanye politik yang dipimpin pemerintah Turki terhadap pemerintah Saudi setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Faktanya, Menteri Dalam Negeri Turki baru-baru ini mengancam bahwa orang-orang Saudi dan Jerman, yang mengkritik pemerintah Turki, akan ditangkap pada saat kedatangan mereka di bandara. Namun, kedutaan Turki kemudian mencoba mengatasinya.
Ketika Turki terus mengejar kebijakan bermusuhan, banyak warga Saudi berpaling dari negara itu dan memilih tempat lain sebagai alternatif.
Lebih jauh, mengingat meningkatnya kasus penipuan terkait dengan investasi, Kedutaan Saudi di Ankara juga telah melibatkan penasihat bagi warganya yang telah berinvestasi atau berencana untuk berinvestasi di Turki.
Dalam keterangan penasehat, kedutaan telah menekankan pentingnya mengetahui metode pembelian dan penjualan, dan mendesak warga untuk tidak ditarik ke dalam pemasaran yang tidak dapat diandalkan yang mungkin menyebabkan mereka terkena penipuan dan kecurangan di Turki.