REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Arus mudik warga China mulai berlangsung menjelang peringatan hari raya Imlek. Pada Jumat (17/1), stasiun kereta dan bandara di sana terpantau telah dipadati masyarakat yang hendak pulang ke kampung halamannya.
Kementerian Transportasi China memperkirakan akan ada tiga miliar perjalanan. Tak keliru jika musim mudik Imlek di Negeri Tirai Bambu disebut sebagai migrasi manusia tahunan terbesar di dunia.
Menurut Kementerian Transportasi China, gelombang mudik sebenarnya telah berlangsung sejak 10 Januari. Mereka memperkirakan hal itu akan berlangsung hingga 18 Februari atau dua pekan pasca-perayaan Imlek.
Namun otoritas China harus meningkatkan kewaspadaan saat musim mudik Imlek berlangsung tahun ini. Pasalnya terdapat penyakit pneumonia baru yang muncul di Kota Wuhan.
Chief Engineer Kementerian Transportasi China Wang Yang mengungkapkan pihaknya akan melakukan tindakan pencegahan ekstra selama musim mudik. Memperkuat langkah-langkah disinfeksi adalah salah satu langkah yang akan diambil.
"Munculnya epidemi dapat menyebabkan kepanikan di antara orang-orang, terutama di daerah-daerah di mana orang terkonsentrasi selama periode perjalanan Festival Musim Semi," ujar Wang.
Sebanyak 41 warga Wuhan telah didiagnosis mengidap penyakit pneumonia baru. Penyakit tersebut dikhawatirkan dapat menyebar cepat dan luas saat musim mudik Imlek berlangsung.
China telah membentuk dan mengutus tim untuk menyelidiki kasus pneumonia di Wuhan. Beijing melibatkan pejabat dari Chinese Centre for Disease Control and Prevention (CDC).
"Patogen dari kasus pneumonia yang tak dapat dijelaskan ini pada awalnya diidentifikasi sebagai jenis virus korona baru," ujar Direktur National Institute for Communicable CDC Xu Jianguo pekan lalu dikutip laman South China Morning Post.
Xu mengatakan telah mengambil sampel dari beberapa pasien di Wuhan. Dia menemukan 15 hasil positif dari virus korona baru. Kendati demikian dia menyebut identifikasi awal perlu ditindaklanjuti dengan penelitian lebih mendalam.