Sabtu 18 Jan 2020 12:15 WIB

AS: Ancaman Iran Semakin Mengisolasi Negaranya

Utusan AS menyebut, Iran akan semakin terisolasi akibat lontaran ancamannya.

Tampak pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memimpin doa di hadapan peti jenazah Jenderal Soleimani yang dibunuh di Irak oleh drone AS, Senin (6/1). Khamenei mengatakan bahwa Pengawal Revolusi dapat bertempur di luar perbatasan Iran pascakematian Soleimani.
Foto: AP
Tampak pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memimpin doa di hadapan peti jenazah Jenderal Soleimani yang dibunuh di Irak oleh drone AS, Senin (6/1). Khamenei mengatakan bahwa Pengawal Revolusi dapat bertempur di luar perbatasan Iran pascakematian Soleimani.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Utusan Amerika Serikat untuk Iran, Brian Hook, mengatakan bahwa ancaman yang dilontarkan oleh Iran hanya akan mengisolasi negaranya lebih jauh. Pernyataan itu dirilis pada Jumat setelah pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut bahwa perlawanan mereka dapat dilakukan di luar perbatasan Iran.

"Selama rezim mengancam dunia, pihaknya akan semakin terisolasi. Sampai Iran berperilaku seperti negara normal, isolasi terhadapnya hanya akan semakin parah," kata Hook kepada wartawan.

Baca Juga

Dalam khutbah Jumat pertama selama kurun delapan tahun, Khamenei mengatakan bahwa Pengawal Revolusi dapat bertempur di luar perbatasan Iran pascakematian jenderal besar Iran, Qaseem Soleimani. Jemaah menyambutnya dengan meneriakkan, "Matilah Amerika".

Presiden AS Donald Trump pada 2018 menarik negaranya dari perjanjian nuklir antara Iran dan negara besar dunia. Ia berdalih perjanjian itu terlalu rapuh dan bahwa sanksi baru akan memaksa Iran menerima persyaratan yang lebih ketat.

Permusuhan kedua negara semakin parah pada Januari ini setelah Amerika Serikat menewaskan komandan militer paling berpengaruh Iran dalam serangan pesawat nirawak di Irak. Serangan roket oleh Iran terhadap target AS di Irak pun terjadi sebagai aksi balasan atas kematian sang jenderal.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement