REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat Indonesia tidak perlu mengkhawatirkan wabah pneumonia China yang ditemukan di Singapura. Kendati demikian, Warga Negara Indonesia (WNI) diminta tetap waspada.
"Insyaallah aman, tidak perlu khawatir tetapi waspada sangat penting," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (18/1).
Ia meminta masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan mengkonsumsi makanan bergizi, beraktivitas fisik, dan cukup istirahat. Sebab, ia menyebutkan masa inkubasi virus ini menurut organisasi kesehatan dunia selama lima hingga 14 hari dan seberapa besar kemungkinan tertular virus itu tergantung faktor risiko dan daya tahan tubuh.
Kemudian, lanjutnya, bagi WNI yang akan bepergian ke China atau daerah yang mengalami kejadian penyakit serupa seperti Singapura supaya tetap memperhatikan persebaran penyakitnya. Selain itu WNI diminta berkonsultasi dengan dinas kesehatan maupun kantor kesehatan pelabuhan setempat.
Di satu sisi, ia menyebutkan Kemenkes tetap melakukan surveilans wabah ini melalui pintu masuk Indonesia. "Tetap memakai thermal scanner pintu masuk negara ini. Selain itu tenaga kesehatan juga sudah diberi pengetahuan mengenai virus baru tersebut," ujarnya.
Menurut Anung, hingga kini belum ada vaksin atau obat untuk penumonia. Sebab, ia menjelaskan penyakit ini disebabkan oleh virus.
Hingga kini Kemenkes masih mencari obat yang tepat semacam tamiflu seperti yang beberapa waktu lalu digunakan untuk penyakit SARS dan flu burung.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menyatakan telah menerima lima kasus virus yang serupa dengan kondisi di Wuhan, Cina, Jumat (17/1). Penambahan terbaru terjadi pada dua orang yang teridentifikasi menderita pneumonia yang telah melakukan perjalanan ke Wuhan sebelumnya.
Dikutip dari AP, baru-baru ini sebuah investigasi menemukan bahwa penyebab wabah pneumonia China adalah virus corona tipe baru. Meski sama-sama keluarga virus corona, media China menyebut virus penyebab SARS belasan tahun lalu berbeda dengan corona virus penyebab wabah misterius sekarang ini.
Nama 'corona' dalam bahasa Latin berarti bulatan atau mahkota. Ini menggambarkan bentuk virus saat dilihat dengan mikroskop. Corona virus merupakan keluarga besar virus yang diidentifikasi terdapat di tubuh manusia pada 1960-an. Sebagian mengakibatkan selesma, sementara sebagian lain ditemukan pada kelelawar, unta, dan binatang lain.