REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina melaporkan 17 kasus pneumonia baru di Kota Wuhan pada Ahad (19/1). Hal itu memicu kekhawatiran virus akan terus mewabah saat musim mudik Imlek berlangsung.
Sebanyak 17 orang pengidap penyakit pneumonia baru tersebut telah menunjukkan gejala seperti demam atau batuk sebelum 13 Januari. Kepala dokter di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan Huang Chaolin telah melakukan pengujian terhadap mereka pada 16-17 Januari.
Hasilnya menunjukkan terdapat virus korona baru dalam tubuh mereka. Saat ini terdapat 62 pengidap penyakit pneumonia baru di Wuhan. Dua di antaranya telah meninggal.
Cina sedang menghadapi musim mudik menjelang perayaan Imlek. Kementerian Transportasi Cina memperkirakan akan ada tiga miliar perjalanan. Kewaspadaan ditingkatkan mengingat adanya penyebaran penyakit pneumonia baru di Wuhan.
Chief Engineer Kementerian Transportasi Cina Wang Yang mengungkapkan pihaknya akan melakukan tindakan pencegahan ekstra selama musim mudik. Memperkuat langkah-langkah disinfeksi adalah salah satu langkah yang akan diambil.
"Munculnya epidemi dapat menyebabkan kepanikan di antara orang-orang, terutama di daerah-daerah di mana orang terkonsentrasi selama periode perjalanan Festival Musim Semi," ujar Wang.
Cina telah membentuk dan mengutus tim untuk menyelidiki kasus pneumonia di Wuhan. Beijing melibatkan pejabat dari Chinese Centre for Disease Control and Prevention (CDC).
"Patogen dari kasus pneumonia yang tak dapat dijelaskan ini pada awalnya diidentifikasi sebagai jenis virus korona baru," ujar Direktur National Institute for Communicable CDC Xu Jianguo pekan lalu, dikutip laman South China Morning Post.
Virus korona adalah keluarga virus yang menyebabkan berbagai penyakit dengan beragam tingkat keparahan, mulai dari pilek hingga sindrom pernapasan akut mematikan atau SARS. Dari enam virus korona manusia yang diketahui sebelumnya, empat di antaranya umum dan hanya menyebabkan gejala pernapasan kecil seperti flu.
Sementara dua lainnya adalah SARS dan MERS. Lebih dari 700 orang telah terbunuh akibat SARS. Sedangkan MERS menyebabkan 449 orang tewas pada 2015.