REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mulai mendeteksi penyebaran penyakit pneumonia baru di luar Kota Wuhan. Terdapat tiga warga di Shenzhen dan Shanghai yang diduga telah tertular virus tersebut.
Dua warga Shenzhen yang diduga mengidap pneumonia telah dirawat di Third People’s Hospital. Ada pula seorang warga Shanghai yang sedang menjalani perawatan karena dicurigai tertular pneumonia.
Third People’s Hospital masih enggan memberikan informasi tentang dua pasien yang sedang dirawatnya. "Anda harus bertanya pada komisi kesehatan," kata seorang dokter di rumah sakit tersebut saat ditanyai South China Morning Post, Ahad (19/1).
Seorang juru bicara otoritas kesehatan di Shenzhen juga menolak mengomentari dugaan adanya penderita pneumonia di kota tersebut. Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku belum mengetahui adanya warga China, di luar Wuhan, yang tertular penyakit pneumonia baru.
"Sampai saat ini belum ada kasus yang dilaporkan di Cina di luar Wuhan. Tapi kami masih dalam tahap awal untuk memahami virus baru ini, dari mana asalnya, dan bagaimana hal itu mempengaruhi orang. Ada banyak yang tidak diketahui dan situasinya dapat terus berkembang." kata WHO.
China melaporkan 17 kasus pneumonia baru di Kota Wuhan pada Ahad. Dengan penambahan tersebut, saat ini terdapat 62 pengidap penyakit pneumonia baru di Wuhan. Dua di antaranya telah meninggal.
China telah membentuk dan mengutus tim untuk menyelidiki kasus pneumonia di Wuhan. Beijing melibatkan pejabat dari Chinese Centre for Disease Control and Prevention (CDC).
"Patogen dari kasus pneumonia yang tak dapat dijelaskan ini pada awalnya diidentifikasi sebagai jenis virus korona baru," ujar Direktur National Institute for Communicable CDC Xu Jianguo pekan lalu, dikutip laman South China Morning Post.
Virus korona adalah keluarga virus yang menyebabkan berbagai penyakit dengan beragam tingkat keparahan, mulai dari pilek hingga sindrom pernapasan akut mematikan atau SARS. Dari enam virus korona manusia yang diketahui sebelumnya, empat di antaranya umum dan hanya menyebabkan gejala pernapasan kecil seperti flu.
Sementara dua lainnya adalah SARS dan MERS. Lebih dari 700 orang telah terbunuh akibat SARS. Sedangkan MERS menyebabkan 449 orang tewas pada 2015.