Senin 20 Jan 2020 08:45 WIB

China Cegah Penyebaran Virus Corona Jelang Imlek

Kasus corona yang dimulai di kota Wuhan, China dikhawatirnya menyebar ke negara lain.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Komisi Kesehatan Nasional Cina akhirnya buka suara soal menyebarnya penyakit pneumonia yang disebabkan virus korona jenis baru di Kota Wuhan (Ilustrasi masyarakat China pakai masker)
Foto: Pxhere
Komisi Kesehatan Nasional Cina akhirnya buka suara soal menyebarnya penyakit pneumonia yang disebabkan virus korona jenis baru di Kota Wuhan (Ilustrasi masyarakat China pakai masker)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China akan meningkatkan upaya penanggulangan wabah virus corona baru menjelang liburan Tahun Baru Imlek. Hal itu menyusul meningkatnya kasus virus yang dimulai di kota Wuhan, China yang dikhawatirkan bisa menyebar ke negara lain.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan, pihaknya harus bekerja sama untuk melakukan tindakan pencegahan. "Komisi kami akan meningkatkan kewaspadaan selama Festival Musim Semi, memperhatikan dengan cermat perkembangan dan perubahan epidemi, dan mengarahkan penerapan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian," kata Komisi Kesehatan Nasional dikutip Channel News Asia, Senin (20/1).

Baca Juga

Pihaknya yakin wabah dari virus corona dapat dikendalikan. Otoritas Kesehatan Kota Wuhan sebelumnya telah mengkonfirmasi lebih banyak kasus virus di kota itu. Hingga kini jika ditotal, jumlah total pasien yang diketahui di sana menjadi 62 orang.

Dua orang telah meninggal dunia akibat virus di Wuhan, kota terbesar di China bagian tengah dengan populasi sekitar 11 juta orang. Sementara itu, tiga kasus telah dikonfirmasi terdeteksi di luar negeri. Dua di Thailand dan satu di Jepang. Mereka adalah yang melibatkan orang-orang dari Wuhan atau yang baru-baru ini mengunjungi kota Wuhan.

China, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan pihak berwenang di seluruh dunia juga meningkatkan upaya untuk menahan virus itu. Virus corona baru (2019-nCoV) awalnya muncul di Wuhan pada akhir Desember sebagai gelombang pasien pneumonia.

Dalam musim liburan Imlek kali ini, diperkirakan sebanyak 1,4 miliar orang China akan melakukan perjalanan domestik dan luar negeri selama liburan Tahun Baru China yang dimulai pekan depan. Hal itu meningkatkan kekhawatiran tentang penyebaran virus ke negara-negara lain.

Virus tersebut termasuk dalam kategori coronavirus yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Beberapa tahun silam SARS menewaskan hampir 800 orang secara global selama wabah 2002 hingga 2003 yang juga dimulai di China.

Meskipun beberapa ahli mengatakan virus baru mungkin tidak mematikan seperti SARS, masih sedikit yang diketahui tentang prediksi tersebut termasuk asal-usulnya dan seberapa mudahnya dapat ditularkan di antara manusia. WHO mengatakan, bahwa beberapa kasus baru tampaknya tidak terkait dengan pasar makanan laut Huanan, yang diyakini sebagai pusat wabah. Sebab upaya China untuk menerapkan skrining yang lebih luas, kasus-kasus baru dapat diidentifikasi dalam beberapa hari dan minggu mendatang.

"Fakta bahwa tiga kasus telah diekspor ke Thailand dan Jepang tanpa koneksi ke Pasar Makanan Laut Huanan menunjukkan bahwa virus telah menyebar di luar Pasar Makanan Laut Huanan ke masyarakat," kata David Hui, seorang profesor kedokteran pernapasan di Chinese University of Hong Kong, David Hui. 

Media pemerintah mengutip wali kota Wuhan Chen Yanxin, mengatakan Wuhan akan memperkuat pengawasan atas peristiwa besar dan mengurangi jumlah pertemuan publik. Pejabat Wuhan mengatakan sejak 14 Januari mereka menggunakan termometer inframerah di bandara, stasiun kereta api, dan terminal penumpang lainnya di kota itu untuk memperkuat penyaringan.

Otoritas bandara di Amerika Serikat (AS) dan sebagian besar negara Asia juga tengah menyaring penumpang dari Wuhan. Sebuah laporan oleh MRC Centre London Imperial College untuk Analisis Penyakit Menular Global mengatakan, kemungkinan ada lebih banyak kasus. Diperkirakan pada 12 Januari, ada 1.723 kasus di Kota Wuhan dengan timbulnya gejala terkait.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement