REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Menteri Informasi Yaman Moammar al-Eryani mengatakan, rudal Houthi dan serangan pesawat nirawak yang diarahkan ke kamp militer di Marib adalah tindakan balas dendam atas pembunuhan Komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani. Al-Eryani menyerukan PBB untuk mengutuk serangan itu.
"Serangan tentara balasan Iran, dengan rudal Iran sebagai tindakan balas dendam atas pembunuhan Soleimani adalah kejahatan teroris," kata al-Eryani dalam cicitan di Twitter resminya dikutip Al Arabiya, Senin (20/1).
Milisi Houthi yang didukung Iran telah menewaskan sedikitnya 70 tentara dan melukai 150 orang lainnya. Pada Sabtu kemarin, serangan rudal dan pesawat nirawak di sebuah kamp pelatihan di Yaman terjadi dalam salah satu serangan paling mematikan dari perang saudara lima tahun.
Menteri pun mengutuk diamnya PBB setelah serangan dan eskalasi konflik Iran di Yaman. Hal itu, kata dia, mengancam untuk menghancurkan upaya mengakhiri perang.
"Kami menyerukan utusan khusus PBB Martin Griffiths untuk mengambil posisi dan mengutuk serangan biadab ini, karena keheningan memberi lampu hijau untuk lebih banyak kejahatan," kata menteri Yaman itu.
Pengeboman tersebut menandai peningkatan lebih lanjut dari perang proksi yang terjadi di Timur Tengah. Serangan terjadi dua pekan setelah AS membunuh salah satu pemimpin militer Iran yang paling kuat, Qassem Soleimani, dalam serangan pesawat tak berawak di Irak.
Serangan Houthi Sabtu menghantam sebuah gudang dan sebuah masjid di sebuah pangkalan militer di Marib, tempat para prajurit melakukan shalat malam. Sumber-sumber militer mengatakan, para personel yang tewas termasuk anggota Brigade Keempat dari penjaga presiden dan angkatan udara.