REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas China menyampaikan pada Senin (20/1) bahwa wabah virus corona jenis baru telah menyebar ke banyak kota di negara itu. Penyataan itu menyusul peningkatan jumlah pasien hampir tiga kali lipat, dan kematian akibat virus bertambah menjadi tiga orang.
Komisi kesehatan Daxing di ibu kota Beijing telah mengonfirmasi temuan dua kasus coronavirus. Sementara, komisi kesehatan provinsi Guangdong selatan mengonfirmasi satu kasus di Shenzhen. Temuan itu menandai kasus pertama virus corona di luar kota Wuhan.
Dilansir Reuters, Senin (20/1), Komisi Kesehatan Kota Wuhan melaporkan, kasus pneumonia yang disebabkan virus corona jenis baru telah bertambah menjadi 136 kasus, dari sebelumnya 62 kasus. Kematian ketiga akibat virus corona baru juga telah terjadi pada Sabtu (18/1) waktu setempat.
Sebuah laporan oleh MRC Centre London Imperial College untuk Analisis Penyakit Menular Global memperkirakan, pada 12 Januari ada 1.723 kasus di Kota Wuhan dengan timbulnya gejala terkait. Otoritas kesehatan China belum mengomentari langsung laporan itu.
Sementara itu, pihak berwenang di seluruh dunia termasuk Amerika Serikat dan banyak negara Asia telah meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pengetatan pemeriksaan kesehatan terhadap para wisatawan dari China, khususnya Wuhan. Komisi Kesehatan Nasional China juga mengatakan akan meningkatkan upaya pencegahan, meski mereka belum mengetahui secara pasti sumber virus corona baru tersebut.
Virus corona termasuk dalam keluarga coronavirus yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), yang menewaskan hampir 800 orang secara global selama wabah 2002/03 yang juga dimulai di China. Gejalanya meliputi demam dan kesulitan bernafas, yang mirip dengan banyak penyakit pernapasan lainnya dan menimbulkan komplikasi.