REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Kebakaran membuat perputaran bisnis wisata menjadi kacau di Lembah Kanguru Australia. Pihak berwajib meminta wisatawan untuk kembali berkunjung menikmati wisata alam yang diberikan.
Lembah Kanguru merupakan suaka margasatwa berjarak 150 km di selatan Sydney. Tempat wisata itu sangat terpengaruh ketika video hutan terbakar dan menakut-nakuti wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Industri pariwisata memperkirakan kebakaran yang berkobar sepanjang musim liburan telah menelan biaya hampir 688 juta dolar AS.
Beberapa hari belakangan hujan sering terjadi dan membuat gelombang panas berhenti. Kondisi itu telah mengurangi jumlah kebakaran aktif di seluruh tenggara negara itu yang padat penduduk.
"Banyak wisatawan diberitahu untuk tidak datang karena risiko kebakaran hutan. Risiko itu sekarang benar-benar berakhir. Dan sangat penting bagi orang-orang untuk datang dan mendukung komunitas kami sehingga bisnis kami dapat berlanjut," kata penduduk yang mengorganisir makan malam penggalangan dana untuk kota, Andi Santos.
Dalam kondisi normal, pekan terakhir November hingga Tahun Baru adalah waktu tersibuk bagi daerah itu. Namun, wilayah itu justru harus menghadapi kebakaran yang menghilangkan lebih dari 30 rumah.
"Saya hanya harus memiliki iman dan bantuan (untuk) yang benar-benar mendukung karyawan saya," kata pemilik restoran, Monique Moul. Dia harus merasakan bisnisnya menjadi lesu karena kondisi kebakaran.
Pusat kota yang berisikan lusinan toko dan rumah kayu berlantai satu mulai kembali diminati wisatawan. "Semakin cepat kita kembali untuk mendukung mereka, maka mereka akan selamat. Jika tidak, beberapa mungkin tidak melakukannya, ”kata Sam Thoma, seorang wisawatan dari Sydney.
Pemerintah Australia pada akhir pekan mendapatkan jutaan bantuan untuk memulihkan industri pariwisata. Pariwisata menyumbang lebih dari 3 persen dari hasil ekonomi tahunan negara itu dan satu dari setiap 13 pekerjaan.