Selasa 21 Jan 2020 13:38 WIB

Cegah Virus Corona, Australia Periksa Turis China dari Wuhan

Wisatawan asal China merupakan yang terbesar di Australia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Pelancong dari Wuhan, China, harus melewati pemindai suhu tubuh (ilustrasi). Australia akan melakukan pemeriksaan terhadap turis dari China untuk menghindari penyebaran virus korona.
Foto: Kyodo via AP
Pelancong dari Wuhan, China, harus melewati pemindai suhu tubuh (ilustrasi). Australia akan melakukan pemeriksaan terhadap turis dari China untuk menghindari penyebaran virus korona.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia akan melakukan pemeriksaan terhadap para pendatang dari China dalam upaya pencegahan menyebarnya virus corona. Kepala petugasmedis untuk pemerintah Australia, Brendan Murphu mengatakan, para petugas akan mulai memeriksa penumpang yang tiba dalam tiga penerbangan mingguan ke Sydney dari Wuhan.

Pemeriksaan akan dimulai pada Kamis (23/1). Penumpang akan diberikan pamflet informasi dan diminta kesediaannya untuk melapor jika ada yang demam. Murphy mengatakan, pemeriksaan ini merupakan langkah untuk memberikan perlindungan secara terbatas.

Baca Juga

“Anda tidak bisa sepenuhnya mencegah penyebaran penyakit ke negara ini. Masa inkubasi mungkin seminggu. Tindakan ini mengidentifikasi mereka yang berisiko tinggi terinfeksi virus corona," ujar Murphy kepada wartawan di Canberra.

Wisatawan asal China merupakan yang terbesar di Australia. Setiap tahun tercatat ada lebih dari 1 juta turis China datang ke Negeri Kangguru tersebut.  

Sekitar 160 penerbangan tiba di Australia dari China setiap minggunya.  Diketahui, hanya ada tiga penerbangan dari Wuhan ke Sydney setiap minggu. Kedatangan turis asal China kemungkinan akan meningkat selama liburan Tahun Baru Imlek.

Meskipun ada risiko yang meningkat, Murphy mengatakan, Australia tidak akan melakukan pemindaian suhu tubuh terhadap penumpang pesawat. Tindakan ini sebelumnya dilakukan untuk mencegah wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

SARS menewaskan hampir 800 orang secara global selama wabah 2002-2003. Virus tersebut juga berasal dari China. Murphy mengatakan, pemindaian suhu tubuh tidak efektif dan kerap menunjukkan hasil yang salah.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement