REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping mengatakan negaranya akan menahan penyebaran virus corona baru yang menyebabkan pneumonia atau masalah pernapasan. Pernyataan itu dikutip oleh stasiun televisi milik pemerintah China.
"Nyawa dan kesehatan rakyat harus menjadi prioritas utama dan penyebaran wabah harus segera diatasi," kata Xi, Selasa (21/1).
China sudah mengonfirmasi 217 pasien virus corona yang baru. Virus itu pertama kali ditemukan di pusat kota Wuhan, China lalu menyebar ke beberapa kota dan kawasan di Asia. Tidak hanya China tapi seluruh dunia juga sedang berupaya menanggulangi penyebaran virus baru itu.
Virus tersebut telah menginfeksi ratusan orang di China dan setidaknya sudah ada empat orang meninggal dunia karena virus corona. Saat ini National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat (AS) sedang mengembangkan vaksin untuk melawan virus corona.
"NIH sedang dalam proses mengambil langkah pertama untuk mengembangkan sebuah vaksin," kata Direktur National Institutes of Allergy and Infectious Diseases Dr Anthony Fauci, seperti dilansir CNN.
Diperlukan waktu beberapa bulan sebelum vaksin tersebut memasuki tahap pertama uji klinis. Fauci memperkirakan butuh waktu lebih dari satu tahun sampai vaksin ini bisa digunakan secara luas.
Fauci menekankan ada masih banyak pertanyaan mengenai virus baru. Dalam situasi yang terus berkembang itu, sulit untuk bisa memprediksi ke mana virus ini akan mengarah.
"Tapi kita harus menghadapinya dengan sangat serius," lanjut Fauci.
Tim peneliti dari Texas, New York dan China juga sedang mengembangkan sebuah vaksin untuk melawan virus corona baru tersebut. Virus corona baru dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
"Pelajaran yang kami dapatkan adalah infeksi virus corona itu serius serta merupakan ancaman kesehatan global terbaru dan terbesar," kata ilmuwan vaksin dari Baylor College of Medicine Dr Peter Hotez.
Hotez mengatakan setiap virus memiliki tantangannya sendiri. Akan tetapi, pengembangan vaksin untuk virus corona tidak serumit pengembangan vaksin untuk virus-virus lain, seperti virus influenza atau HIV.
"Virus corona bisa menjadi target vaksin yang relatif mudah," kata Hotez.