Selasa 21 Jan 2020 21:00 WIB

Turki akan Eksplorasi Minyak di Somalia

Turki sebelumnya menjadi negara pemberi bantuan bagi bencana kelaparan di Somalia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Peta Somalia
Foto: Google Maps
Peta Somalia

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Somalia mengundang Ankara untuk mengeksplorasi minyak di perairannya, Senin (20/1). Langkah itu menjadi lompatan baru setelah Turki menjadi negara pemberi bantuan saat terjadinya kelaparan di Somalia sejak 2011.

Dalam penerbangan kembali dari pertemuan puncak Libya di Berlin, Erdogan mengatakan, Turki akan mengambil langkah-langkah yang sejalan dengan undangan Somalia. "Ada tawaran dari Somalia. Mereka mengatakan 'Ada minyak di lautan kami. Anda melakukan operasi ini dengan Libya, tetapi Anda juga bisa melakukannya di sini.' Ini sangat penting bagi kami," kata Erdogan

Baca Juga

Laporan stasiun televisi swasta nasional NTV menyatakan, atas tawaran tersebut, Erdogan akan mempertimbangkan langkah selanjutnya dalam operasi tersebut. Erdogan baru-baru ini mengatakan, kapal eksplorasi seismik Turki Oruc Reis akan dikerahkan untuk mengeksplorasi minyak dan gas di Libya. Kapal Turki serupa lainnya terlibat dalam kegiatan yang sama di Siprus.

Selain rencana eksplorasi minyak dan memberi bantuan untuk kelaparan, Turki menjadi rekan erat Somalia. Insinyur Turki telah membantu membangun infrastruktur di Sana, bisnis telah berinvestasi, dan para perwira Turki telah melatih tentara Somalia sebagai bagian dari upaya membangun tentara negara itu.

Pada akhir Desember, sekelompok insinyur Turki termasuk di antara mereka yang terkena ledakan di sebuah pos pemeriksaan di Mogadishu yang menewaskan sedikitnya 90 orang. Akhir pekan lalu, sebuah bom mobil melukai sekitar 15 orang, termasuk kontraktor asal Turki, di Afgoye.

Meski begitu Duta Besar Turki untuk Mogadishu Mehmet Yilmaz menyatakan Turki akan tetap berkawan baik dengan Somalia. Bantuan pun akan tetap terus diberikan untuk membantu negara tersebut.

Yilmaz menyatakan, Ankara akan melanjutkan pekerjaan bantuan di negara itu meskipun serangan baru-baru ini oleh kelompok al Shabaab yang telah menargetkan pekerja Turki. "Kami akan terus bekerja. Somalia dan Turki memiliki hubungan yang baik," ujar Yilmaz. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement