REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Negara-negara di Asia dan kawasan lainnya mulai melakukan langkah-langkah antisipasi penyebaran virus korona dari Wuhan, Cina. Pemeriksaan suhu tubuh di bandara, stasiun kereta, dan tempat publik lainnya digencarkan untuk mendeteksi warga yang terjangkit virus korona baru.
Di Jepang, Perdana Menteri Shinzo Abe telah meminta pejabat pemerintah untuk meningkatkan pemeriksaan karantina di bandara dan pintu masuk lainnya. Diperkirakan banyak wisatawan Cina yang akan datang ke Jepang selama liburan Imlek.
Beberapa tahun terakhir, jumlah wisatawan Cina yang berkunjung ke Jepang terus meningkat. Tahun lalu lebih dari sembilan juta warga Cina datang ke Jepang.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan, pengunjung dari Wuhan akan diminta untuk mengisi formulir kesehatan. Pada pekan lalu, Jepang sudah mengonfirmasi satu kasus. Seorang laki-laki berusia 30 tahun dinyatakan positif mengidap virus korona setelah mengunjungi Wuhan.
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang mengatakan, sudah melacak 41 orang yang melakukan kontak dengan pasien dan sedang mengawasi mereka. Belum ada satu pun dari orang-orang itu yang mengalami gejala pneumonia.
Sementara itu, Kepala Kesehatan Australia Brendan Murphy mengatakan, staf Biosecurity atau keamanan kesehatan dan petugas kesehatan negara bagian New South Wales (NSW) akan menemui orang-orang yang melakukan penerbangan dari Wuhan. Mereka akan menyebarkan selebaran dalam bahasa Inggris dan Cina.
Selebaran tersebut menjelaskan gejala-gejala penyakit virus korona baru. Para petugas akan menanyai penumpang, apakah mereka mengalami gejala-gejala tersebut. Pejabat kesehatan Australia mengatakan, di Brisbane ada seorang laki-laki yang diisolasi setelah mengalami masalah pernapasan usai mengunjungi Wuhan. Namun, orang itu dikabarkan sudah pulih.
Amerika Serikat juga mulai melakukan pemeriksaan kepada semua penumpang penerbangan Wuhan yang tiba di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, Bandara Internasional San Francisco, dan Bandara Internasional Los Angeles.
Pusat Pengendali Penyakit AS (CDC) memperkirakan akan ada sekitar 5.000 penumpang yang akan diperiksa. CDC mengatakan, sudah mengembangkan pemeriksaan diagnosis virus korona baru yang rencananya akan dibagikan pada mitra domestik dan luar negeri.
"Namun, berdasarkan informasi saat ini, ancaman langsung terhadap kesehatan publik Amerika masih kecil saat ini, walau begitu CDC akan proaktif bersiap melakukan tindak pencegahan," kata mereka.
Warga menggunakan masker untuk menghindari penyebaran virus pneumonia di pusat kota Tokyo, Kamis (16/1). Pemerintah Jepang meminta pengecekan kesehatan warganya yang baru kembali dari China setelah muncul wabah pneumonia di Kota Wuhan, China.
Hong Kong pun meningkatkan pengawasan, kebersihan, dan langkah disinfektan di bandara dan stasiun kereta serta pesawat-pesawat dan kereta yang berasal dari Wuhan. Sedikitnya informasi dan rendahnya level peringatan membuat Hong Kong menjadi wilayah yang paling terdampak SARS setelah Cina pada 2002. Pemerintah Hong Kong bertekad agar hal tersebut tidak terulang.
Pelaksana Tugas Kepala Pemerintahan Hong Kong Matthew Cheung mengatakan, pihak berwenang sudah menyiapkan skenario terburuk. Kepala Sekretaris Hong Kong itu mengatakan, kota tersebut dalam keadaan siaga tinggi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia juga mengimbau para pelancong yang ingin mengunjungi Korea dan Jepang untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap virus korona. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, saat ini Pemerintah Indonesia secara resmi telah mengeluarkan imbauan perjalanan WNI jika berkunjung ke Cina, khususnya di Wuhan, Provinsi Hubei.
Meski Pemerintah Indonesia secara resmi tidak mengeluarkan imbauan perjalanan untuk negara lain, seperti Jepang dan Korea. Anung mengingatkan WNI tetap waspada dengan menjaga tubuh agar tetap sehat.
Imbauan pemerintah bagi WNI yang bepergian ke Cina untuk menghindari pasar hewan laut ataupun unggas, menghindari kontak dengan orang yang menderita demam dan batuk, menjaga kebersihan diri dengan cuci tangan pakai sabun, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila merasa demam dan batuk. “Tidak ada travel ban, yang ada hanya travel advisory ke Cina," kata Anung.
Saat ini Pemerintah Indonesia melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan melakukan pemeriksaan bagi orang yang masuk ke Indonesia melalui pintu masuk negara dengan alat pemindai demam. Sebanyak 135 pintu masuk Indonesia dijaga dengan alat pemindai suhu tubuh untuk mengetahui seseorang yang demam dengan suhu di atas 38 derajat Celsius. n lintar satria/antara/ap, ed: fitriyan zamzami