REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri China ingin menarik Taiwan dengan memanfaatkan wabah virus corona. China mengatakan pemerintah pusat akan lebih memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan rekan senegaranya di Taiwan daripada pihak lain, Rabu (21/1). Namun, itu artinya Taiwan harus tunduk pada sistem di bawah China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang mengatakan, partisipasi Taiwan dalam badan-badan internasional harus diatur di bawah prinsip "Satu China". Artinya itu merujuk pada kebijakan inti pemerintah hCina yang menyatakan Taiwan adalah bagian dari Beijing.
Pernyataan terbuka itu bermula ketika Presiden Taiwan Tsai Ing-wen meminta China untuk berbagi informasi yang benar tentang virus corona jenis baru yang menyebar. Dia pun mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk tidak mengecualikan Taiwan dari kolaborasi dalam wabah karena alasan politik.
Pemerintah Taiwan juga telah memerintahkan kelompok wisata dari Wuhan untuk tidak datang ke Taiwan untuk sementara waktu. Hal itu mengingat Taipe pun telah menemukan satu kasus pada Selasa.Centers for Disease Control Taiwan menyatakan, seorang perempuan berusia 50-an dari Taiwan tengah dinyatakan positif. Perempuan itu telah melakukan perjalanan dari kota di mana ada wabah pneumonia yang diyakini disebabkan oleh jenis virus corona baru.
Virus yang berasal dari pusat kota Wuhan di Hubei pada akhir tahun lalu, telah menyebar ke kota-kota China termasuk Beijing dan Shanghai. Kasus virus itu pun telah ditemukan di berbagai negara selain Taiwan, seperti Amerika Serikat, Thailand, Korea Selatan, Jepang.
China dan Taiwan berpisah selama perang saudara pada 1949, tetapi Beijing masih mengklaim kedaulatan atas pulau itu. China pun kadang-kadang mengancam untuk menggunakan kekuatan untuk merebut kendali jika perlu.