REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya akan pertegas sikap pada ambisi nuklir Iran. Ia juga mengatakan Prancis bertekad menghentikan Teheran untuk memiliki senjata nuklir.
"Pada konteks saat ini, Prancis bertekad Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir, tapi juga menghindari semua eskalasi militer di kawasan," kata Macron, Rabu (22/10.
Pernyataan itu Macron sampaikan di Yerusalem saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Reuven Rivlin sebelum upacara perayaan 75 tahun pembebasan orang Yahudi dari kamp Auschwitz Nazi. Sebelumnya Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengancam bila Eropa melanjutkan apa Iran sebut 'sikap ngawur mereka'. Maka Teheran akan mundur dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Iran merujuk langkah Eropa yang menuduh mereka melanggar Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Ancaman itu dikecam oleh Amerika Serikat (AS). Duta besar perlucutan senjata AS, Robert Wood mengatakan Iran telah mengirim sinyal yang sangat negatif.
"Saya rasa Iran perlu menghentikan fitnahan mereka dan duduk bersama dengan Amerika Serikat dan merundingkan satu kesepakatan yang tidak hanya berkaitan dengan isu nuklir. Tetapi juga dengan isu lainnya yang menjadi urusan kami seperti proliferasi dan pengembangan rudal balistik serta aksi memfitnah di seluruh dunia," kata Wood.