Arab Saudi membantah laporan yang menyebut negara mereka berada di belakang peretasan telepon milik pendiri Amazon.com, Jeff Bezos. Pada Rabu (22/1) Arab Saudi mengatakan tuduhan itu tidak masuk akal. Laporan tersebut dimuat dalam Guardian Inggris.
Sementara, dua pejabat senior PBB yang sedang mengerjakan laporan lengkap tentang masalah ini, mengatakan mereka punya cukup bukti yang menunjukkan keterlibatan Arab Saudi dibalik peretasan ponsel Jeff Bezos. Mereka merekomendasikan agar Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) segera menyelidikinya. Hal itu disampaikan seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya kepada kantor berita Reuters.
Sumber itu mengatakan bahwa pelapor khusus PBB untuk pembunuhan di luar pengadilan, Agnes Callemard dan pelapor khusus untuk kebebasan berekspresi, David Kaye sedang mengerjakan laporan lengkap yang akan mereka bagikan kepada PBB pada Juni 2020.
Sementara itu, kedutaan besar Arab Saudi di AS mengatakan tuduhan itu tidak masuk akal. Dalam pernyataannya di Twitter, kedutaan Arab Saudi di AS menuliskan bahwa laporan media baru-baru ini yang menyebut kerajaan Arab Saudi berada di balik peretasan telepon Jeff tidak masuk akal. Arab Saudi meminta penyelidikan atas tuduhan ini sehingga mereka bisa memberikan semua fakta.
Baca juga: Arab Saudi Tolak Klaim CIA Tentang Pembunuhan Jamal Kashoggi
Video dikirim dari akun putra mahkota
Menurut pernyataan seorang sumber yang dikutip oleh Guardian Inggris, ponsel milik Bezos diretas melalui sebuah video yang dikirimkan kepadanya melalui WhatsApp. Video yang dikirim dari akun whatsapp Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS), disebut mengandung malware.
Sumber itu mengatakan Putra Mahkota dan pengusaha AS itu bertukar pesan pada Mei 2018. Kemungkinan peretasan terjadi lewat video berisi file jahat yang berubah aktif di ponsel Bezos. Dalam artikel itu disebut malware mengambil sejumlah besar data di ponsel Bezos.
Penyelidik yang disewa oleh Bezos mengatakan sangat mungkin bahwa Arab Saudi memperoleh informasi pribadi Bezos.
Bezos adalah pemilik perusahaan belanja online terbesar, Amazon. Ia juga pemilik surat kabar harian bergengsi Washington Post, yang mempekerjakan Jamal Khashoggi, jurnalis yang dibunuh oleh tim agen Arab Saudi di gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada Oktober 2018. Jamal Khashoggi adalah kolumnis yang begitu kritis terhadap pemerintah Arab Saudi.
Banyak indikasi yang menunjukkan keterlibatan Mohammed bin Salman dalam pembunuhan ini. Meski telah berulang kali dibantah. Pada September 2019, MbS mengatakan sebagai pemimpin ia bertanggung jawab penuh atas pembunuhan keji Jamal Khashoggi, namun membantah telah memerintahkan pembunuhan itu.
Bezos menuduh penerbit tabloid memerasnya
Sebelumnya pada Januari 2019, Bezos dan istrinya, MacKenzie, mengumumkan bahwa mereka akan bercerai. Selang beberapa jam setelah pengumuman itu, tabloid AS, National Enquirer memunculkan berita soal perselingkuhan Bezos. Tabloid itu menerbitkan pesan teks pribadi antara Bezos dan mantan pembawa acara TV Lauren Sanchez. National Enquirer juga mengklaim memiliki akses terhadap “selfie cabul" yang dikirim oleh Bezos.
Kemudian pada Februari 2019, Bezos menuduh penerbit National Enquirer berusaha memerasnya. Dia mengatakan bahwa American Media Inc. mengancam akan menerbitkan foto-foto telanjangnya dan meminta uang untuk menutupinya.
Sementara, American Media Inc. mengklaim bahwa informasi yang mereka dapat berasal dari saudara laki-laki selingkuhan Bezos.
Bezos adalah salah satu pengusaha terkaya di dunia. Ia akhirnya memberikan istrinya saham Amazon senilai 38 miliar dolar AS sebagai biaya penyelesaian perceraian mereka pada Juni 2019. Biaya yang biasa disebut harta gono-gini itu disebut sebagai yang terbesar dalam sejarah.
pkp/vlz (Reuters, AFP)