REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang mengimbau warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Wuhan, China. Hal tersebut menyusul dugaan sumber penyebaran virus tersebut berasal dari perdagangan hewan ilegal yang dilakukan di sebuah pasar di kawasan tersebut.
"Kami meminta warga untuk menghindari perjalanan tidak mendesak ke kota China yang dianggap sebagai pusat penyebaran wabah virus corona baru," kata Kementerian Luar Negeri Jepang seperti diwartakan Reuters, Kamis (23/1).
Pemerintah Jepang telah menaikkan tingkat kewaspadaan penyebaran corona dari Wuhan dari level 1 menjadi level 2. Penyakit tersebut telah membunuh 17 orang dan menginfeksi hampir 600 orang.
Pemerintah China juga telah mengisolasi sekitar 11 juta warga Wuhan akibat penyakit tersebut. Blokade itu juga merupakan langkah pemerintah Negeri Tirai Bambu guna mencegah penyebaran virus corona baru yang telah menimbulkan kekhawatiran akan pandemi global.
Tidak sedikit masyarakat Negeri Tirai Bambu yang pergi melancong ke luar negeri dan di dalam negeri menyusul perayaan Imlek selama satu pekan penuh. Otoritas kesehatan global juga khawatir laju penularan akan meningkat karena ratusan juta warga China masuk ke dalam negara mereka selama musim liburan tersebut.
Sebelumnya, beberapa ilmuwan menduga virus mirip SARS yang baru ditemukan di China berasal dari ular. Virus yang dimaksud, dijuluki 2019-nCoV untuk saat ini adalah jenis virus corona.
Penelitian terkait virus corona jenis baru itu dilakukan para peneliti di China. Penelitian dilakukan para ilmuwan bekerja sama dengan pemerintah China untuk mengetahui penyebab virus baru tersebut muncul.
Studi yang baru diterbitkan di dalam Journal of Medical Virology, Rabu (22/1), melihat bahwa virus berkode genetik 2019-nCoV menjangkiti korban yang berkunjung ke pasar. Ketika kasus pertama pada Desember 2019 tersebut muncul di wilayah Wuhan, China, dokter mencurigai virus menyebar melalui hewan.
Hasil studi menyebutkan, banyak korban pertama telah mengunjungi pasar makanan lokal yang menampung hampir semua hewan hidup. Sejak saat itu, korban baru terus bermunculan dengan cepat.