Kamis 23 Jan 2020 16:28 WIB

Pasien Virus Corona Dievakuasi dengan Tabung Plastik Khusus

Sebanyak 12 petugas medis telah tertular virus corona di China.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Seorang warga berjalan di pasar hidangan laut Huanan di Wuhan, China. Pemerintah China pada Senin (20/1) melaporkan peningkatan tajam jumlah penderita pneumonia akibat virus korona.
Foto: Kyodo News via AP
Seorang warga berjalan di pasar hidangan laut Huanan di Wuhan, China. Pemerintah China pada Senin (20/1) melaporkan peningkatan tajam jumlah penderita pneumonia akibat virus korona.

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN --  Sebuah rekaman muncul di media dari seorang pasien virus corona baru yang dievakuasi dalam tabung plastik. Hal itu tak lain guna menghentikan penyebaran virus yang bisa tertular antarmanusia.

Rekaman video yang dilansir Mirror.co, menunjukkan pasien dibawa ke rumah sakit di Huizhou, Provinsi Guangdong, China selatan. Para petugas medis pun memakai pakaian medis yang tertutup rapat. Sebanyak 26 orang telah terinfeksi di provinsi Guangdong dengan tiga orang dalam kondisi kritis.

Baca Juga

Rekaman tersebut muncul ketika pemerintah China mengkonfirmasi 571 total kasus wabah virus corona baru. Hingga Rabu (22/1) malam, terdapat 17 kematian dilaporkan terjadi di China akibat virus yang mirip seperti SARS.

Dalam laporan pemerintah China, sekitar 20 petugas medis juga telah terinfeksi virus tersebut. Jenis varian virus baru dari corona itu muncul pada akhir tahun lalu yang diduga dibawa dari satwa liar yang diperdagangkan secara ilegal di pasar hewan, kora Wuhan, Cina.

Kasus itu terdeteksi meluas hingga ke Amerika Serikat (AS) dari warga yang mengunjungi Wuhan. Terdapat delapan kasus yang tercatat telah menyebar ke seluruh dunia.

Thailand mengkonfirmasi empat kasus, sementara, AS, Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang masing-masing satu kasus yang terjangkiti virus corona. Untuk menekan persebaran virus itu, pemerintah lokal Wuhan menutup alur transportasi dan menangguhkan semua perjalanan dari kota Wuhan. Pemerintah juga mendesak warganya tidak meninggalkan kota untuk pencegahan. Meski virus itu telah menghantui China, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, bahwa pihaknya memilih untuk tidak menyatakan keadaan darurat global saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement