REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Peru kini memasang kamera keamanan di situs Machu Picchu yang terkenal di dunia setelah dirusak awal bulan ini oleh turis asing. Hal itu disampaikan oleh pihak berwenang pada Rabu (22/1).
“Kami akan memperkuat keamanan di Machu Picchu dengan memasang kanera berteknologi tinggi,” kata kepala taman arkeologi, Jose Bastante, seperti yang dilansir dari Malay Mail, Kamis (23/1).
Bastante mengatakan 18 kamera akan berlokasi di tiga titik strategis benteng serta titik akses dari pegunungan di sekitarnya. “Ini akan memungkinkan kami untuk mengawasi pengunjung dengan lebih baik dan menghindari tindakan atau pelanggaran terhadap peraturan, juga segala jenis risiko,” katanya, seraya menambahkan drone juga digunakan untuk keamanan.
Lima turis yang dituduh merusak situs ikonik itu dideportasi ke Bolivia pekan lalu. Mereka dilarang kembali ke negara itu selama 15 tahun.
Turis dari Argentina didenda 360 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 4,9 juta dan harus membayar 1.500 dolar AS atau sekitar Rp 20,5 juta pada kementerian kebudayaan untuk perbaikan, setelah ia mengakui merusak Kuil Matahari di tempat kudus Inca kuno.
Nahuel Gomez (28) dari Argentina juga menerima hukuman percobaan tiga tahun dan empat bulan. Namun, ia dapat meninggalkan negara itu setelah denda dibayarkan.
Gomez mengaku menyebabkan lempengan batu jatuh dari dinding kuil. Batu terkelupas saat jatuh dan menyebabkan celah di lantai. Anggota kelompok itu juga diduga buang air besar di dalam kuil berusia 600 tahun itu. “Kerusakan yang ditimbulkan sangat signifikan. Integritas Machu Picchu telah rusak,” ujar Bastante.
Kompleks Machu Picchu adalah situs paling ikonik dari kekaisaran Inca sebelum penaklukan Spanyol pada abad ke-16. Machu Picchu, yang berarti gunung tua dalam bahasa Quechua, berada di puncak gunung yang subur dan dibangun pada masa pemerintahan kaisar Inca Pachacuti (1438-1471).