Jumat 24 Jan 2020 12:48 WIB

Sejarah Hari Ini: Tragedi Air India Telan 117 Korban Jiwa

Pesawat Air India dalam penerbangan reguler Bombay ke New York saat kecelakaan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolanda
Mont blanc di Prancis
Foto: AP Photo/David Azia
Mont blanc di Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pada hari ini, 24 Januari 1966, pesawat Air India Boeing 707 jatuh di dekat puncak Mont Blanc, Pegunungan Alpen. Akibat kecelakaan tragis tersebut, 117 orang atau seluruh yang ada di pesawat tewas.

Dilansir BBC History, pesawat tersebut membawa 106 penumpang, dan 11 kru pesawat dengan tujuan bandara Jenewa, Swiss. Pesawat berada dalam penerbangan reguler Bombay ke New York ketika kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 08.00 waktu setempat.

Salah satu korban termasuk ketua Komisi Energi atom India, Dokter Homi Jehangir Bhabha, yang sedang dalam perjalanan ke Wina. Penumpang yang tersisa kebanyakan warga India. Tercatat, sebanyak 46 di antaranya adalah pelaut, sementara enam orang warga negara Inggris.

Tim penyelamat menemukan puing-puing pesawat di sisi barat daya gunung, atau 427 meter di bawah puncak. Seorang pemandu gunung, Gerard Devoussoux mengatakan, pesawat jatuh melewati batu, dan membuat kawah besar di gunung.

"Semuanya hancur lebur. Tidak ada  yang bisa dikenali kecuali beberapa surat dan paket," kata dia.

Pihak berwenang Prancis kemudian menyiarkan kembali berita itu bahwa hampir tidak ada harapan bagi orang yang selamat tak lama setelah mendarat di daerah itu.

Pencarian akhirnya dibatalkan setelah cuaca buruk dan visibilitas yang buruk menghambat upaya penyelamatan. Para kerabat penumpang yang berada dalam pesawat nahas, menangis setelah pejabat bandara menyampaikan berita tentang kecelakaan.

Penyebab kecelakaan itu belum diketahui dan diperkirakan akan memakan waktu beberapa hari sebelum semua jenazah ditemukan. Pesawat tersebut dilaporkan mengalami keterlambatan beberapa menit.

Meski demikian, kapten Air India Boeing 707, yang merupakan salah satu pilot maskapai paling berpengalaman, telah mengirimkan radio kepada menara kontrol beberapa menit sebelumnya untuk melaporkan bahwa instrumennya bekerja dengan baik. Dia juga melaporkan bahwa pesawat terbang dengan ketinggian 19.000 kaki (5.791 meter) - setidaknya 3.000 kaki (514 meter) lebih tinggi dari puncak Mont Blanc.

Tak lama setelah itu, pesawat menabrak gunung. Diyakini penyebab paling mungkin dari kecelakaan adalah bahwa pilot salah menghitung posisinya ketika ia terbang di atas Mont Blanc.

Pengendali radar menangkap kesalahan pilot dan menelepon kembali untuk memastikan bahwa ia telah memperbaiki posisinya.  Sayangnya, koreksi itu disalahpahami oleh kapten yang terus turun setelah keliru berpikir bahwa ia telah melewati punggungan menuju puncak.

16 tahun yang lalu sebuah konstelasi Air India yang terbang dari Kairo ke Jenewa juga pernah jatuh dekat tempat yang sama, menewaskan 48 penumpang dan awak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement