REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG -- Virus corona telah mencapai Provinsi Xinjiang di bagian barat China. Hal itu memicu kekhawatiran jutaan Muslim Uighur yang ditahan di kamp-kamp penjara bila terinfeksi virus corona.
Pihak berwenang melaporkan dua kasus di wilayah Barat Daya Xinjiang pada Kamis (23/1) waktu setempat. Berita itu disampaikan Radio Free Asia (RFA) dan The Wall Street Journal yang mengutip otoritas kesehatan setempat, dilansir dari Business Insider Sg, Jumat (24/1).
Mantan tahanan penjara di Xinjiang menyampaikan, kondisi di kamp-kamp penjara sangat memprihatinkan, sanitasi buruk, tidak bersih, dan tempat tinggal sempit. Ada ratusan penjara seperti ini yang tersebar di Xinjiang.
"Kehidupan jutaan orang (Uighur di Xinjiang) akan dipertaruhkan," kata Presiden Kongres Dunia Uighur, Dolkun Isa kepada RFA.
Pada Kamis (23/1) pukul 18.00 waktu setempat, otoritas kesehatan melaporkan seorang pria berusia 47 tahun bernama Li dan Gu yang berusia 52 tahun terinfeksi. Peristiwa itu dilaporkan RFA mengutip China Central Television yang dikelola pemerintah China.
Pihak berwenang mengatakan Li dan Gu sebelumnya mengunjungi Kota Wuhan di Provinsi Hubei. Jika virus corona menyebar di Xinjiang, maka satu juta Muslim Uighur yang ditahan di kamp penjara rentan terinfeksi.
Menurut mantan tahanan, kondisi kamp-kamp yang kotor, infrastruktur yang buruk, dan penuh dengan tahanan menjadikannya tempat berkembang biak yang ideal untuk penyakit dan infeksi. Setidaknya ada 465 kamp semacam itu yang tersebar di Xinjiang.