REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wabah virus corona jenis baru di China kini tercatat menewaskan 41 orang. Sementara, jumlah kasusnya telah melonjak tajam hingga hampir 1.300 orang hingga Sabtu (25/1).
Komisi Kesehatan Provinsi Hubei melaporkan 15 kematian baru terjadi di Wuhan, kota berpenduduk 11 juta jiwa. Kota itu memang menjadi tempat penularan pertama.
Dilansir laman Channel News Asia, Komisi Kesehatan Nasional China dalam pernyataan terpisah mencatat, setidaknya sebanyak 444 kasus baru virus itu telah terdeteksi. Sehingga, meningkatkan angka dari jumlah kasus virus corona menjadi 1.287.
Virus corona baru yang mirip SARS itu telah menyebar ke 30 provinsi, daerah otonom dan kota. Akibatnya, Wuhan dan 13 kota lainnya di Cina telah diisolasi dalam upaya pencegahan penularan virus. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan virus itu telah menyebar ke negara-negara Asia, Amerika Serikat, dan Eropa, yang terbaru pasien terduga terkena virus corona di Prancis.
Komisi Kesehatan Hubei juga melaporkan 180 kasus baru secara keseluruhan di provinsi tersebut. Sebanyak 77 di antaranya ada di Wuhan, meski sebagian besar sisanya tersebar di kota-kota kecil yang telah terisolasi. Kini, ada 729 kasus orang terjangkit virus corona hanya di Hubei saja.
Virus corona yang baru diidentifikasi telah menciptakan kepanikan, karena yang terbaru dari para ahli, virus ini dapat menular antar-manusia. Virus itu dapat menyebabkan pneumonia, yang telah mematikan dalam beberapa kasusnya.
Kebanyakan korban meninggal akibat virus itu berusia lanjut dengan riwayat penyakit penyerta sebelumnya seperti hipertensi, diabetes, dan lain sebagainya. Gejala awal dari vius ini meliputi demam, sulit bernapas, dan batuk. Virus juga menimbulkan kekhawatiran dunia karena mirip dengan SARS.