Ahad 26 Jan 2020 08:24 WIB

Presiden Erdogan akan Segera Bangun Rumah Bagi Korban Gempa

Gempa berkekuatan 6,8 SR mengguncang Provinsi Elazig, menewaskan 29 orang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Petugas mengangkat seorang korban selamat yang ditemukan di antara reruntuhan bangunan usai gempa mengguncang Provinsi Elazig, Turki, Sabtu (25/1).
Foto: Depo Photos via AP
Petugas mengangkat seorang korban selamat yang ditemukan di antara reruntuhan bangunan usai gempa mengguncang Provinsi Elazig, Turki, Sabtu (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, ELAZIG -- Gempa berkekuatan 6,8 SR mengguncang provinsi Elazig, sekitar 550 kilometer di timur ibukota Ankara yang menewaskan 29 orang dan melukai lebih dari 1.400 orang lainnya. Otoritas Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengatakan, hingga saat ini telah terjadi 462 gempa susulan.

Presiden Tayyip Erdogan melakukan perjalanan ke Elazig dan Malatya untuk meninjau korban gempa dan melihat tim penyelamat melakukan upaya penyelamatan. Selain itu, Erdogan juga menghadiri pemakaman seorang wanita dan putranya yang menjadi korban gempa.

Baca Juga

"Upaya kami untuk menyelamatkan para korban akan terus dilanjutkan," ujar Erdogan.

Erdogan mengatakan, pemerintah akan membangun rumah berbingkai baja dengan cepat bagi para korban gempa. Dia memastikan, pengembang perumahan milik negara, TOKI akan melakukan pembangunan secepatnya.

Di tengah suhu minus 8 derajat celcius, tim penyelamat bekerja sepanjang malam untuk menemukan korban yang masih terjebak di tengah puing-puing bangunan. Sebanyak 25 orang meninggal dunia di Elazig dan empat korban meninggal dunia lainnya ditemukan di provinsi Malatya.

"Rumah-rumah kami runtuh, kami tidak bisa masuk ke dalam," ujar seorang korban gempa dari kota Sivrice yang merupakan pusat gempa.

Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan, 128 orang yang terluka telah menerima perawatan, 34 orang lainnya dirawat intensif. Seorang korban gempa, Sinasi berada di tempat penampungan dan berusaha untuk menghangatkan dirinya dengan selimut dan api unggun kecil.

"Hewan-hewan kami mati, di desa kami beberapa orang kehilangan nyawa. Keluarga kami berkumpul di sekitar api untuk bermalam dan menggunakan selimut," ujar Sinai.

AFAD memperingatkan kepada seluruh warga agar tidak kembali ke rumah-rumah mereka karena diperkirakan gempa susulan masih terjadi. Sejumlah bantuan seperti tempat tidur, selimut, makanan, tenda, dan pemanas telah dikirim ke sejumlah penampungan.

Para pejabat mengidentifikasi ada 514 bangunan yang rusak berat dan 409 bangunan rusak ringan di Elazig dan Malatya. Menteri Kehakiman Turki, Abdulhamit Gul mengatakan, sebuah penjara di provinsi terdekat, Adiyaman mengalami kerusakan akibat gempa. Sebanyak 814 narapidana telah dipindahkan ke penjara di tiga provinsi terdekat. Sementara, 126 narapidana di penjara wanita juga telah dipindahkan.

Drone telah dikerahkan dalam operasi pencarian dan sebagai alat komunikasi antar provinsi. Sementara itu, tim darurat dan peralatan berat telah dikirim ke daerah-daerah yang terkena dampak gempa. Ribuan tenaga medis juga telah dikerahkan untuk membantu para penyintas.

Turkish Airlines membuka jadwal penerbangan tambahan ke Elazig dari Ankara dan Istanbul untuk membantu mengangkut tim penyelamat serta bantuan. Turki berada di garis seismik dan memiliki sejarah gempa bumi yang kuat.

Pada 1999, lebih dari 170 ribu orang tewas dalam gempa berkekuatan 7,6 SR yang melanda kota barat Izmit yakni 90 kilometer tenggara Istanbul. Ketika itu, sekitar 500 ribu orang kehilangan tempat tinggal.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement