REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Beijing dengan cepat telah membagikan informasi mengenai kode genetik dari virus corona. Saat ini, para peneliti di AS dan Cina sudah mulai mengerjakan vaksin.
Menurut laporan laman telegraph, Ahad (26/1), beberapa ahli mengungkapkan bahwa pembuatan vaksin untuk virus ini diperlukan waktu bertahun-tahun. Namun, vaksin yang akan tersedia kemungkinan besar akan diberikan pada petugas kesehatan yang berisiko lebih besar tertular virus.
Profesor Robin Shattock dari Imperial College London, mengatakan, timnya memiliki dua kandidat vaksin yang dikembangkan dari urutan genetik virus corona. Beberapa ahli Inggris yakin bahwa vaksin dapat tersedia dalam beberapa minggu.
"Vaksin akan siap untuk digunakan dalam 'model hewan' pada pertengahan bulan depan dan kami siap untuk dengan cepat memindahkan vaksin ke studi manusia jika diperlukan," kata Shattock.
Sementara itu, National Institutes of Health AS yang juga mengerjakan vaksin untuk melawan virus ini. Pihak National Institutes of Health AS mengungkapkan, diperlukan waktu lebih lama untuk membuat vaksin.
Direktur Penyakit Menular dan Alergi pada National Institutes, Dr Anthony Fauci, mengatakan, akan memakan waktu beberapa bulan sampai fase pertama uji klinis berlangsung. Sementara bisa menghabiskan waktu lebih dari setahun sampai vaksin mungkin tersedia.
Untuk saat ini, cara penanganan virus corona hanya dengan pengisolasian. China telah mulai membangun rumah sakit yang hanya mengobati pasien dengan virus corona.
Seperti diketahui, virus corona China sudah menginfeksi lebih dari 1.975 orang dan menewaskan 56 orang. Penyakit yang menyebabkan gejala seperti pneumonia telah memaksa Beijing untuk mengkarantina 18 kota besar, atau mengisolasi lebih dari 56 juta orang.