REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menyatakan virus corona dapat menyebar meski dalam periode inkubasi pada korban terjangkit, yang rentang waktunya hingga 14 hari. Selain itu, kemampuan penyebaran virus ini juga semakin kuat.
Ma Xiaowei, menteri yang bertanggung jawab atas NHC, mengatakan pemahaman medis terkait virus ini masih sangat terbatas. Termasuk tentang risiko yang ditimbulkan akibat mutasi virus ini.
"Wabah ini diperkirakan akan terus berlanjut untuk beberapa waktu," kata Ma sebagaimana dikutip South China Morning Post, Ahad (26/1).
Ma menjelaskan corona tidak seperti SARS (sindrom pernapasan akut) dalam soal penularan. Sebab corona ini bisa menular selama masa inkubasinya (hingga 14 hari).
Ma juga menekankan bahwa korban terjangkit juga tak selalu menampakkan gejala dalam waktu singkat. Hal ini semakin mempersulit pihak berwenang untuk mengendalikan penyebarannya dan mencegah infeksi lebih lanjut.
South China Morning Post mencatat per 26 Januari 2020, terdapat 2.800 orang terjangkit virus corona di seluruh dunia. Sebanyak 2.744 di antaranya terdapat di China daratan. Adapun total korban jiwa mencapai 80 orang. Kasus terbanyak ada di Kota Wuhan, tempat virus itu berasal.
Ma mengatakan pemerintah tak hanya mengisolasi Kota Wuhan, tapi juga telah mengirimkan lebih banyak tenaga medis dan perawat. Sebanyak 1.350 tenaga medis tambahan telah dikirim. Selanjutnya akan menyusul 1.000 tenaga medis lagi. Selain berusaha mengatasi wabah di kota-kota besar, pemerintah juga memantau situasi di daerah perdesaan.
Ma mengaku untuk mengatasi virus ini pemerintah kekurangan pasokan kebutuhan medis. Otoritas terkait pun terus berupaya buntuk mendapatkan semua sumber dengan berbagai upaya yang memungkinkan. Wang Jiangping, Wakil Menteri untuk Industri dan Teknologi Informasi, menuturkan China sedang mengejar berbagai saluran baik di dalam maupun luar negeri untuk mencari pasokan medis yang diperlukan.