Senin 27 Jan 2020 13:59 WIB

Jokowi Upayakan Kirim Logistik untuk WNI di Wuhan

Jokowi menyebut seluruh WNI saat ini masih berada di Wuhan.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku masih berkoordinasi dengan tim KBRI di Cina untuk membantu sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang kini masih tertahan di Wuhan.

Berdasarkan catatan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Cina, terdapat 93 WNI, 60 di antaranya mahasiswa, yang masih bertahan di Wuhan.

Baca Juga

Jokowi menyampaikan bahwa seluruh WNI tersebut saat ini masih berada di Wuhan dan terus dipantau kondisinya oleh Pemerintah Indonesia. Ia pun mengungkapkan bahwa pengiriman logistik ke dalam Kota Wuhan bukan perkara mudah lantaran penjagaan yang ketat.

"Apalagi kita mengirimkan logistik ini masih dalam proses pendalaman dari KBRI kita agar semua bisa terlayani dan berjalan dengan baik," jelas Presiden Jokowi usai memimpin rapat terbatas di PT PAL Indonesia, Senin (27/1).

Terkait antisipasi penyebaran di dalam negeri, Jokowi juga menambahkan bahwa pemerintah terus melakukan upaya antisipasi terhadap penyebaran virus corona di Indonesia.

Ia mengungkapkan, pengawasan dilakukan lebih ketat di pintu-pintu kedatangan penumpang pesawat dari China. Meski begitu, Jokowi mengaku bahwa langkah ini bukan perkara mudah.

"Ini bukan sesuatu yang mudah karena pada masa inkubasi itu panas kadang-kadang tidak bisa terdeteksi dengan scanner yang kita miliki, semua negara juga mengalami hal yang sama. Yang paling penting hati-hati, waspada, terhadap gejala yang ada," jelasnya.

Berdasarkan catatan pemerintah China, jumlah orang yang meninggal di Cina oleh virus korona telah meningkat menjadi 80 orang, dengan hampir 3.000 orang dinyatakan terinfeksi. Kota Wuhan di provinsi Hubei yang merupakan sumber wabah, sedang diisolasi dan beberapa kota memberlakukan larangan perjalanan.

Pejabat departemen kesehatan setempat mengatakan pada Senin (27/1) bahwa jumlah kematian di provinsi Hubei telah meningkat dari 56 menjadi 76 orang.

Jumlah keseluruhan kasus yang dikonfirmasi di China adalah 2.744 orang. Media pemerintah mengatakan lebih dari 300 orang sakit parah. Sebanyak 41 kasus lainnya telah dikonfirmasi di luar negeri, termasuk di Thailand, Amerika Serikat, dan Australia. Tidak ada kematian di luar China.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement