Selasa 28 Jan 2020 02:02 WIB

Perempuan Kerja tidak Dibayar, Para Miliarder Makin Kaya?

Dari lahir hingga kematian kita, seseorang selalu merawat kita. Seseorang itu kemungkinan melakukannya pekerjaannya tanpa dibayar. Padahal pekerjaan perawatan yang tidak dibayar ini bisa berjumlah 11 triliun dolar AS.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Imago Images/Ipon/S. Boness
Imago Images/Ipon/S. Boness

Saat berumur 50 tahun, Petra keluar dari kantornya di Berlin untuk mencari sesuatu yang ia sukai. Sejak itu, dia tidak pernah punya kesempatan untuk kembali bekerja kantoran.

Ayahnya jatuh sakit dan Petra harus merawatnya. Tidak lama setelah kejadian itu, giliran ibunya yang membutuhkan perawatan. Sekarang ia hanya bekerja mengurus kedua orang tuanya, tentunya tanpa dibayar sepeserpun.

"Saya tidur lebih sedikit dibandingkan dulu ketika saya masih punya bayi," kata Petra. Selalu ada alternatif untuk mengirim orang tuanya ke panti jompo, tapi Petra terlalu sayang dengan orang tuanya untuk melakukan itu.

"Sedikit orang sadar bahwa merawat seseorang itu pekerjaan yang berat," ujar Christrina Schallehn, seorang suster yang mengelola kursus perawatan gratis di Klinik Helios di Berlin.

"Untuk para suster profesional, pekerjaan merawat selesai setelah delapan jam sehari. Namun, mengurus keluarga yang perlu dirawat adalah pekerjaan sepanjang waktu."

Kursus perawat seperti ini sangat populer di Jerman, di mana 70 persen perawatan orang lanjut usia dilakukan di rumah, dan sebagian besar dilakukan oleh perempuan.

Petra dan sekelompok perempuan lainnya menghabiskan waktu satu setengah jam lebih banyak dalam satu hari di bandingkan laki-laki untuk urusan rumah tangga seperti memasak, bersih-bersih dan merawat anak atau keluarga yang sudah lanjut usia. "Kesenjangan peran merawat antar gender" ("Gender care gap") di Jerman adalah 52 persen.

Ini artinya, bukan hanya perempuan mendapat upah lebih sedikit setiap harinya atau perempuan mendapatkan upah lebih sedikit sepanjang hidup mereka, tapi juga mereka mendapatkan dana pensiun yang lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Jerman memiliki kesenjangan dana pensiun antar gender sebesar 53% diantara negara-negara OECD.

Efek kesenjangan ini tentunya berdampak lebih besar pada para perempuan yang tinggal di negara-negara miskin. Di sana, perempuan kekurangan fasilitas, bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan bantuan rumah tangga dan lebih banyak bekerja secara konvensional dan tidak menggunakan mesin.

Perempuan di negara yang tergolong miskin seperti di Uganda, Zimbabwe, India, Filipina dan Kenya menghabiskan rata-rata satu tahun lebih banyak dalam hidupnya dengan bekerja di bidang perawatan, dibandingkan perempuan yang datang dari rumah tangga yang lebih sejahtera.

Pekerjaan bernilai 11 triliun dolar per tahun

Para perempuan dewasa dan remaja menghabiskan waktu 12 jam setiap harinya merawat anak-anak dan orang lanjut usia, dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Bila pekerjaan ini di bayar menurut upah minimun setiap negara, jumlahnya dapat melebihi 11 triliun dolar pertahun.

Angka ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Oxfam dan ditulis dalam laporan tahunan yang baru saja disampaikan di Forum Ekonomi Dunia di Davos. Mereka mengilustrasikan bagaimana merawat selalu diremehkan sebagai pekerjaan, kata ahli dari Oxfam Ellen Ehmke.

"Kami tidak mengatakan bahwa 11 triliun dolar harus dibayarkan untuk para perawat ini, tapi mereka berhak mendapatkan sejumlah kepastian berbentuk materi untuk pekerjaan mereka. Tugas kita sebagai anggota masyarakat adalah untuk sadar dan membantu secara finansial."

"Merawat secara baik adalah sebuah fondasi penting aktivitas ekonomi, seluruh sistem ekonomi tidak dapat berjalan dengan baik dan fondasi dari sistem ini tidak dihargai secara materi," ujar salah satu penulis laporan tersebut Jörn Kalinkski.

Bekerja cuma-cuma adalah alasan kesenjangan global

Kesenjangan ekonomi di dunia tidak proporsional. Setengah dari populasi dunia yang miskin memiliki kurang dari satu persen kekayaan dunia. Pada waktu yang sama 45% kekayaan ini dimiliki 1% dari populasi dunia. Lantas, apa hubungan antara kesenjangan yang drastis ini dengan para perawat perempuan yang tidak dibayar?

Sistem ekonomi global cenderung seksis, kata para penulis laporan ini. Waktu yang dihabiskan perempuan dewasa dan remaja di seluruh dunia untuk pekerjaan merawat telah membatasi akses mereka ke pendidikan dan kesempatan mereka di pasar tenaga kerja. Mereka dibayar kurang dari seharusnya atau bahkan tidak dibayar sama sekali. Ini artinya, minim kesempatan mereka untuk menjadi mandiri secara finansial dan untuk menabung dari pendapatan mereka.

Anak perempuan berumur delapan tahun menghabiskan 30% lebih banyak waktunya untuk membantu urusan rumah tangga dibandingkan saudara laki-lakinya dengan umur yang sama. Persentase ini akan naik menjadi 50 persen ketika anak perempuan ini berumur sepuluh tahun.

Ini tentunya akan mengarah ke kemungkinan bahwa anak perempun akan tinggal dirumah dan tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali. Di level global, 42 persen perempuan usia kerja berada di luar pasar tenaga kerja karena tanggung jawab perawatan yang tidak berupah -- dalam kasus yang sama, hanya ada 6% dari laki-laki yang terpaksa dengan situasi ini.

Perempuan di seluruh dunia kerja terlalu banyak, dan mereka sering tidak dibayar dan diakui, ujar Oxfam.

Lebih banyak investasi perlindungan anak dan layanan sosial

Dalam tatanan ideal, seperti yang dideskripsikan para peneliti Oxfam, orang-orang memiliki pilihan untuk memasak, bersih-bersih dan merawat keluarganya, dan tidak akan menghadapi kerugian di pasar tenaga kerja karena pilihan ini. Bagi Petra, ini bisa segera menjadi pilihan. Tetapi bagi perempuan di negara lain ini jauh dari kenyataan. (pn/pkp)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement