REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pemerintah Singapura mengatakan wabah virus corona akan merugikan perekonomiannya tahun ini. Negara itu telah mencatat adanya empat kasus virus corona di wilayahnya.
"Kami tentu menduga akan ada dampak pada ekonomi, bisnis, dan kepercayaan konsumen kami tahun ini, terutama karena situasinya diperkirakan akan bertahan untuk beberapa waktu," kata Menteri Perdagangan Singapura Chan Chun Sing pada Senin (27/1).
Chan mengungkapkan saat ini pemerintah sedang mempertimbangkan langkah-langkah dukungan untuk sektor-sektor yang terpukul akibat wabah virus corona. Satu di antaranya yakni pariwisata yang dapat mencakup pajak properti, potongan harga, dan pemotongan retribusi pekerja.
Chan merupakan anggota dari gugus tugas yang dibentuk Pemerintah Singapura untuk menangani penyebaran virus corona di negara tersebut. Gugus tugas itu telah menyerukan agar semua siswa sekolah dan staf yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke China untuk tetap berada di rumah masing-masing selama dua pekan.
Selain itu, gugus tugas telah mengimbau warga Singapura untuk menunda semua perjalanan yang tidak darurat ke China. Otoritas Singapura pun telah mengoperasikan alat pemindai suhu tubuh untuk semua penerbangan yang masuk ke bandaranya.
Virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, China, terus menyebar secara masif. Saat ini setidaknya terdapat 2.744 warga China yang terjangkit virus tersebut. Sebanyak 80 orang telah dilaporkan meninggal.
Selain Singapura, terdapat beberapa negara lain yang telah menemukan kasus virus corona. Antara lain Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Prancis, Malaysia, dan lainnya.