REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan rakyat Iran tidak boleh membiarkan 'tekanan maksimal' Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merusak persatuan nasional. Hal itu Rouhani sampaikan dalam pidato menjelang pemilihan parlemen 21 Februari mendatang.
Pemerintahan Iran menghadapi tantangan ekonomi setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Lalu menerapkan kembali berbagai sanksi terhadap termasuk ekspor minyak yang sangat penting bagi perekonomian mereka.
"Kami tidak boleh membiarkan Trump sukses menciptakan kesenjangan antara pemerintah dan rakyat, kami harus tetap bersatu, jangan berpaling dari pemilihan umum, mari raih angkat partisipasi yang tinggi," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan langsung di situs pribadinya, Senin (27/1).
Dewan Wali Iran yang berasal dari kelompok garis keras menyeleksi kandidat parlemen. Mereka telah mendiskualifikasi 9.000 kandidat dari 14.000 orang yang terdaftar dalam pemilihan mendatang. Kelompok moderat mengatakan di sebagian besar kota mereka tidak memiliki kandidat untuk bersaing dalam pemilihan itu.
Sejak Revolusi 1979, pemerintah Iran menyingkirkan semua lawan politik mereka. Tapi sejak tahun lalu, kesenjangan antara elit-elit politik dan rakyat semakin melebar. Ratusan orang tewas dibunuh dalam unjuk rasa anti-pemerintah.
Di tengah gencarnya kritik dari dalam negeri maupun masyarakat internasional pemerintah Iran pun mengalami krisis legitimasi. Hal itu terutama setelah Garda Revolusi Iran menembak jatuh pesawat penumpang sipil yang menewaskan 176 orang di dalamnya.
Rakyat Iran turun ke jalan untuk memprotes lambatnya pengakuan dari Garda Revolusi. Ketidakpercayaan antara penguasa dan yang dikuasai menambah beban ekonomi.
Hal itu membayangi pemilihan anggota parlemen bulan Februari mendatang. Biasanya penguasa Iran meraih angka dukung tinggi. Walaupun dukungan tersebut tidak menghasilkan perubahan yang berarti.
"Saya mengajak bangsa kami untuk memilih, bahkan jika Anda mengkritik berbagai masalah dan isu, mohon gunakan hak suara Anda," kata Rouhani.