REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina melaporkan 25 kasus kematian baru akibat virus corona atau dikenal 2019-nCoV, Selasa (28/1). Korban jiwa ini menambah total korban menjadi setidaknya 106 orang.
Otoritas kesehatan di Provinsi Hubei melaporkan 24 kematian baru dan Beijing melaporkan kematian pertama ibu kota Cina. Belum ada pemberitahuan korban meninggal secara nasional, tetapi sebelumnya 81 kematian telah dilpaorkan pada Senin (27/1).
Konsulat Amerika Serikat (AS) di Wuhan sedang bersiap untuk menerbangkan para diplomatnya dan beberapa warganya ke luar kota. Jepang, Prancis, Mongolia, dan pemerintah lain juga sedang mempersiapkan evakuasi.
Pejabat kesehatan AS pun memperluas rekomendasi untuk warganya menghindari perjalanan yang tidak penting ke bagian manapun di Cina. Pemberlakuan itu tidak hanya di Wuhan, tetapi daerah lain yang terkena dampak wabah.
Cina telah memperluas upaya pengendalian penyakit dengan memperpanjang musim liburan Tahun Baru Imlek minggu ini. Keputusan ini diambil untuk menjaga masyarakat tetap di rumah dan mengurangi risiko infeksi akan menyebar.
Ujian kemahiran berbahasa Inggris dan ujian lainnya bagi siswa untuk mendaftar ke universitas asing dibatalkan pada Selasa. Sekolah umum dan universitas telah diperintahkan untuk menunda pembukaan kembali setelah liburan Tahun Baru Imlek sampai pemberitahuan lebih lanjut.
China telah mengonfirmasi lebih dari 2.700 kasus virus baru, sebagian besar di Wuhan. Lebih dari 40 kasus telah dikonfirmasi di tempat lain di dunia. Hampir melibatkan wisatawan Cina atau orang-orang yang mengunjungi Wuhan.
Upaya Cina mengarantina dimulai 22 Januari dari hubungan pesawat, kereta api, dan bus ke Wuhan dengan berpenduduk 11 juta orang. Penguncian itu telah meluas ke 17 kota dengan lebih dari 50 juta orang dalam upaya pengendalian penyakit paling luas yang pernah diberlakukan.